Tim COVID-19 RSUP Sardjito: Pasien Long COVID-19 Perlu Rehabilitasi Medis

6 Agustus 2021 20:03 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petugas kesehatan bersiap mengantar pasien orang tanpa gejala (OTG) COVID-19 ke atas KM Umsini saat peluncuran Isolasi Apung Terpadu di Pelabuhan Soekarno-Hatta, Makassar, Sulawesi Selatan, Senin (2/8/2021). Foto: ABRIAWAN ABHE/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Petugas kesehatan bersiap mengantar pasien orang tanpa gejala (OTG) COVID-19 ke atas KM Umsini saat peluncuran Isolasi Apung Terpadu di Pelabuhan Soekarno-Hatta, Makassar, Sulawesi Selatan, Senin (2/8/2021). Foto: ABRIAWAN ABHE/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Sejumlah pasien COVID-19 mengalami efek long COVID atau kelainan klinis meski telah dinyatakan negatif dari corona.
ADVERTISEMENT
Sebab menurut Tim COVID-19 RSUP Dr Sardjito, dr Sumardi, virus corona masih hidup di dalam tubuh pasien tersebut selama 3-6 bulan meski hasil swab PCR mereka telah negatif.
"(Pasien) Yang sudah pulang dinyatakan COVID-nya negatif, artinya negatif di usap tenggorokan. Tapi sebetulnya virusnya masih ada di paru-paru atau organ lain yang bisa berjalan 3-6 bulan," ujar Sumardi dalam diskusi virtual yang ditayangkan di Youtube RSUP Dr Sardjito, Jumat (6/8).
Dia menyebut, jika tak segera ditangani, gejala yang sebelumnya timbul tak kunjung hilang. Seperti demam berkepanjangan, sesak napas, jantung berdebar-debar, kemampuan berjalan 6 menit menurun, demensia atau pikun, hingga melemahnya anggota gerak.

Perlu Rehabilitasi Medik

Oleh karena itu menurutnya perlu rehabilitasi medik bagi pasien-pasien tersebut. Rehabilitasi medik ini disesuaikan dengan gejala masing-masing pasien, mengingat virus COVID-19 bisa menyerang semua organ tubuh manusia dan gejalanya banyak yang mirip dengan penyakit lain.
ADVERTISEMENT
"Kita tahu, fisik terutama, entah kelumpuhan, anggota gerak jadi sakit berkepanjangan, nyeri sendi, nyeri otot, itu rehabilitasi fisik, latihan, itu diperlukan. Makanya ada panduan internasional bahwa setelah selesai COVID perlu rehabilitasi," tuturnya.
Infografik Ragam Gejala Long COVID-19. Foto: kumparan
Sumardi menyebut, selain rehabilitasi fisik, ada 5 jenis rehabilitasi lain yang umumnya diperlukan pasien COVID-19 bergejala berat. Yakni rehabilitasi sistem pernapasan, rehabilitasi sistem jantung dan pembuluh darah, rehabilitasi sistem persarafan, rehabilitasi sistem anggota gerak, dan rehabilitasi kejiwaan atau psikoterapi.
"Pengobatan disesuaikan dengan kelainan organ yang terjadi," ujar Sumardi.
Sumardi menyebut, dampak kerusakan organ yang dialami pasien long COVID biasanya lebih lama. Bahkan dari sejumlah hasil autopsi, terdapat kerusakan sel pada organ pasien COVID-19.
ADVERTISEMENT
"Kerusakan bisa terjadi pada beberapa organ sekaligus," kata Sumardi.