Tim Jokowi-Ma'ruf Adukan Video Pramuka Teriak Ganti Presiden ke KPAI

18 Oktober 2018 17:37 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tim Hukum dan Advokasi Jokowi-Ma'ruf berikan dokumen pelaporan kasus video viral anak-anak teriak 2019gantipresiden ke KPAI. (Foto: Rafyq Panjaitan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Tim Hukum dan Advokasi Jokowi-Ma'ruf berikan dokumen pelaporan kasus video viral anak-anak teriak 2019gantipresiden ke KPAI. (Foto: Rafyq Panjaitan/kumparan)
ADVERTISEMENT
Direktur Hukum dan Advokasi Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf Amin, Ade Irfan Pulungan, menyambangi kantor Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI). Kedatangannya untuk melaporkan video viral anak-anak berseragam pramuka yang berteriak ganti presiden.
ADVERTISEMENT
Ade mengatakan, pihaknya mendorong KPAI agar menindaklanjuti video viral tersebut. Irfan meminta kepada KPAI agar anak-anak tak dimanfaatkan untuk kepentingan politik di Pilpres 2019.
"Kita minta respons pihak KPAI dan kita mengapresiasi pihak KPAI agar lebih cermat lagi menindaklanjuti hal-hal eksploitasi anak ini agar (tak terlibat) kegiatan, aktivitas politik," kata Irfan di Kantor KPAI, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (18/10).
"Jangan sampai anak-anak dimanfaatkan untuk kepentingan tertentu dalam masa kampanya pilpres ini," tambahnya.
Dalam pelaporan tersebut, Irfan dan timnya membawa barang bukti berupa sekeping kaset berisi video viral anak-anak berteriak '2019 ganti presiden' itu. Irfan juga meminta KPAI bersama KPU dan Bawaslu mengantisipasi seluruh tindakan yang berpotensi melibatkan anak-anak untuk kepentingan politik.
ADVERTISEMENT
"Mungkin bisa membentuk tim independen untuk menindaklanjuti semua peristiwa ini. Meminta pihak KPAI mungkin bersama dengan KPU atau Bawaslu untuk mengantisipasi terhadap eksploitasi anak dan memanfaatkan anak untuk kepentingan-kepentingan politik," jelasnya.
Merespons hal itu, Komisioner KPAI Sitti Hikmawatty mengatakan akan menindaklanjuti laporan tersebut. "Kami terima dulu laporannya kemudian karena disini ada bukti yang memang harus ditindaklanjuti, kan tadi baru pada peristiwa, maka kami akan juga berkoordinasi dengan aparat lain terkait hal ini yakni cyber patroli," ucap Sitti.
Sebelumnya beredar video berdurasi sekitar 20 detik yang memperlihatkan sejumlah siswa yang menggunakan atribut Pramuka sedang meneriakkan yel-yel "2019 Ganti Presiden" sambil bertakbir.
Namun Ketua Kwartir Nasional (Kwarnas) Pramuka Budi Waseso telah mengonfirmasi video sekelompok siswa berseragam meneriakkan '2019 ganti presiden' dalam video tersebut bukanlah bagian dari Pramuka. Alasannya, dalam video itu tidak sesuai dengan ciri-ciri seragam Pramuka yang pada umumnya digunakan.
ADVERTISEMENT
"Dari hasil pendalaman tim, dari Kwarnas dan Kwarda wilayah kita berkesimpulan bahwa mereka bukan Pramuka," ujar Buwas di Gedung Kwarnas, Jalan Medan Merdeka Timur, Jakarta Pusat, Selasa (16/10).