Tim Jokowi Tuding Ada Propaganda ala Rusia di Hoaks Ratna Sarumpaet

5 Oktober 2018 11:30 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sekjen PPP Arsul Sani. (Foto:  Irfan Adi Saputra/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Sekjen PPP Arsul Sani. (Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan)
ADVERTISEMENT
Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma’ruf Amin, Arsul Sani, meminta pihak kepolisian mengusut motif kebohongan besar yang dilakukan Ratna Sarumpaet. Bahkan, Arsul meminta polisi untuk melihat unsur pidana lebih jauh dari apa yang dipersangkakan saat ini.
ADVERTISEMENT
Pasalnya, menurut Arsul, berita hoaks yang diungkapkan Ratna ke publik terindikasi bagian dari strategi politik propaganda yang disebut firehose of the falsehood.
“Teknik propaganda ini berciri khas melakukan kebohongan-kebohongan nyata (obvious lies) guna membangun ketakutan publik dengan tujuan mendapatkan keuntungan posisi politik sekaligus menjatuhkan posisi politik lawannya yang dilakukan lebih dari satu kali atau secara terus-menerus (repetitive action),” kata Arsul melalui pesan singkat, Jumat (5/10).
Menurut Arsul, indikasi penerapan strategi politik propaganda ala Rusia ini sudah terlihat. Dia mengatakan, sebelumnya dikembangkan berita bahwa mobil pribadi Neno Warisman dibakar oleh seseorang, namun setelah diselidiki nyatanya karena korsleting listrik.
Aktivis Ratna Sarumpaet (tengah) tiba di Mapolda Metro Jaya untuk menjalani pemeriksaan di Jakarta, Kamis (4/10).  (Foto: ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay)
zoom-in-whitePerbesar
Aktivis Ratna Sarumpaet (tengah) tiba di Mapolda Metro Jaya untuk menjalani pemeriksaan di Jakarta, Kamis (4/10). (Foto: ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay)
“Selain ciri berusaha menimbulkan ketakutan pada publik, teknik propaganda ini juga disertai dengan teknik ''playing victim'' yakni menimbulkan kesan pada publik bahwa pelaku pembohongan tersebut adalah korban yang teraniaya oleh satu pihak yang diasosiasikan dengan kelompok penguasa,” ungkap Arsul.
ADVERTISEMENT
Arsul menambahkan bahwa teknik propaganda di atas merupakan salah satu sumber pengembangan hoaks dan ujaran kebencian.
“Karena jika kita ingin memerangi hoaks dan ujaran kebencian maka penyelidikan untuk membongkar teknik propaganda di atas perlu dilakukan,” tutupnya.