Tim Pakar Sebut Ada 188 Daerah Tergolong Zona Risiko Rendah COVID-19

25 Juni 2020 18:54 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
dr Dewi Nur Aisyah Foto: BNPB
zoom-in-whitePerbesar
dr Dewi Nur Aisyah Foto: BNPB
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Anggota tim pakar Gugus Tugas percepatan penanganan corona, Dewi Nur Aisyah menyampaikan perlahan penanganan dampak daripada pandemi virus COVID-19, mulai menunjukkan hasil.
ADVERTISEMENT
Hal itu terlihat dari adanya 188 kabupaten kota di Indonesia yang tergolong dalam daerah dengan risiko penularan COVID terendah. Meski begitu, berdasarkan data per 21 Juni 2020 itu, menurut Dewi masih ada 57 kabupaten kota yang masih tergolong tinggi risiko penularannya.
"Update per tanggal 21 Juni 2020 sampai dengan pekan lalu terdapat 112 kabupaten kota tidak terdampak dan tidak ada kasus baru, 188 kabupaten kota dengan risiko rendah, 157 kabupaten kota dengan risiko sedang, dan 57 kabupaten kota dengan risiko tinggi," ujar Dewi dalam pernyataannya di Graha BNPB, Jakarta Timur, Kamis (25/6).
Penilaian risiko tiap daerah itu, kata Dewi, mengacu pada beberapa penilaian yang ditetapkan tim pakar gugus tugas penanganan COVID-19.
ADVERTISEMENT
Dewi merincikan bahwa daerah yang tidak ada penambahan kasus dalam waktu 4 minggu terakhir dan angka kesembuhannya mencapai 100 persen, daerahnya akan dapat bergerak kembali menuju zona berwarna hijau.
Selanjutnya untuk zona yang mendapatkan risiko rendah artinya mendapatkan nilai 20 persen teratas yaitu nilainya 81-100, untuk kabupaten kota dengan risiko sedang nilainya adalah 61 sampai dengan 80, lalu untuk zona risiko tinggi penilaiannya adalah kurang dari atau sama dengan 60.
Untuk memberikan penilaian pada tiap daerah, kata Dewi, sejak akhir Mei 2020 tim pakar telah menggunakan indikator kesehatan masyarakat. Indikator itu digunakan untuk memetakan zonasi risiko masing-masing daerah berdasarkan data-data yang dimiliki tim pakar gugus tugas.
"Kita menggunakan 15 indikator kesehatan masyarakat yang terbagi menjadi 11 indikator epidemiologi, 2 indikator surveillance kesehatan masyarakat, dan 2 indikator pelayanan kesehatan," ungkap Dewi.
ADVERTISEMENT
"Ada 1 tambahan atau indikator pengganti yang kita gunakan yaitu adalah persentase kasus sembuh untuk menghitung sudah seberapa banyak orang yang sudah terpapar oleh COVID-19 kemudian dapat sembuh di sebuah wilayah," tutup dia.
Berikut daftar lengkap 188 kabupaten kota dengan risiko rendah di Indonesia.
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona)
***
Yuk! bantu donasi atasi dampak corona.