Tim Prabowo-Sandi soal Aksi Joget dan Pijat: Pemilu Itu Adu Kebaikan

19 Januari 2019 13:27 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Prabowo Subianto berjoget saat debat pertama Pilpres 2019. (Foto: Dok. kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Prabowo Subianto berjoget saat debat pertama Pilpres 2019. (Foto: Dok. kumparan)
ADVERTISEMENT
Aksi joget dan memijat paslon nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno saat debat pilpres Kamis (17/1) lalu mencuri banyak perhatian. Direktur Materi Debat Badan Pemenangan Nasional (BPN), Sudirman Said menyebut aksi mereka sebagai upaya memecah kekakuan saat debat.
ADVERTISEMENT
Sudirman mengungkapkan Prabowo-Sandi berusaha menghadirkan pemilu untuk kebaikan bersama dan bukan bermusuhan.
"Pasangan Prabowo-Sandiaga saya apresiasi karena membaringkan warna. Pemilu ini adu kebaikan bukan permusuhan. Adegan joget jadi kekuatan, itu kan hal sederhana," kata Sudirman usai diskusi 'Perspektif Indonesia' yang mengangkat tema 'Debat, Sudah Hebat?' di The Atjeh Connection, Sarinah, Sabtu (19/1).
Sudirman mengatakan, saat debat Prabowo-Sandi berusaha menyampaikan kebaikan yang tertuang dalam gagasan-gagasannya.
“Dia bilang pemilu ini bukan kerusuhan, pemilu ini adalah soal adu gagasan, menawarkan hal kebaikan di masyarakat,” ujar Sudirman.
Capres nomor urut 02 Prabowo Subianto (kiri) dipijat pasangan cawapresnya Sandiaga Uno saat jeda Debat Pertama Capres & Cawapres 2019. (Foto: Antara/Sigid Kurniawan)
zoom-in-whitePerbesar
Capres nomor urut 02 Prabowo Subianto (kiri) dipijat pasangan cawapresnya Sandiaga Uno saat jeda Debat Pertama Capres & Cawapres 2019. (Foto: Antara/Sigid Kurniawan)
“Menurut saya ini sinyal yang baik, suasana masyarakat kan ditentukan elitenya. Kalau elitenya bisa menunjukkan ketenangan, tidak agresif, tidak memojokkan yang bawah juga akan terjaga,” lanjut dia.
ADVERTISEMENT
Mantan Menteri ESDM ini juga mengapresiasi Prabowo, yang meskipun diserang berkali-kali oleh Jokowi-Ma'ruf, tetapi tidak terpancing emosi. Justru Prabowo memilih berjoget untuk menghilangkan pandangan bahwa ia merupakan sosok yang keras dan otoriter.
“Yang saya syukuri Pak Prabowo tidak terpancing, bahkan ada pertanyaan dari teman-teman, bapak diserang berkali-kali tidak membalas?” kata Sudirman.
“Inilah berkah dari atas bahwa Prabowo distigmakan jadi otoriter, keras, dan sebagainya ternyata sangat human. Begitu ada tekanan direspon dengan joget-joget,” tutup Sudirman.