Timses Prabowo DIY Singgung Pendukung Jokowi yang Ricuh di Jogokariyan

29 Januari 2019 13:12 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana Masjid Jogokariyan usai kerusuhan di Yogyakarta. (Foto: Arfiansyah Panji/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Suasana Masjid Jogokariyan usai kerusuhan di Yogyakarta. (Foto: Arfiansyah Panji/kumparan)
ADVERTISEMENT
Ketua Badan Pemenangan Daerah (BPD) Prabowo-Sandi Daerah Istimewa Yogyakarta, Dharma Setiawan, menyayangkan kericuhan yang terjadi usai deklarasi pendukung capres nomor urut 01 di depan masjid Jogokariyan pada Minggu (27/1). Dharma menilai peristiwa itu tak sepatutnya terjadi jika massa diorganisir dengan baik.
ADVERTISEMENT
Dia bahkan membandingkan kericuhanan itu dengan massa simpatisan Prabowo-Sandi dalam deklarasi yang diklaim selalu berjalan tertib. “Kita enggak usah berandai-andai, Pak Sandi sudah berkali-kali datang ke Yogya. Adakah kejadian sejenis itu (kericuhan) atau tidak? Dicek ulang kedatangan Pak Sandi adakah ada kejadian seperti itu,” kata Dharma, Selasa (29/1).
Dharma mengatakan setiap acara deklarasi pendukung Prabowo-Sandi, partai pengusung selalu memberikan pengarahan kepada massa. Pengarahan yang diberikan adalah agar acara berjalan dengan damai dan massa dapat membubarkan diri dengan tertib. Meski acara deklarasi diinisiasi masyarakat biasa, kata Dharma, salah satu kader pengusung diberikan tugas membuat massa tidak berbuat onar.
"Jangankan kami memprovokasi tetangga. Kami melakukan kegiatan saja sangat menjaga hati masyarakat yang tinggal di daerah yang kami lalui,” katanya. “Itu sikap dasar BPN. Kemudian kami mengimbau kepada seluruh kader relawan simpatisan Prabowo-Sandi agar tidak melakukan hal-hal di luar batas-batas tersebut".
ADVERTISEMENT
Dharma mengatakan, kericuhan yang terjadi di depan Masjid Jogokariyan itu sangat meresahkan warga Yogyakarta. Dia khawatir sejumlah masyarakat menjadi terprovokasi karena menganggap simpatisan pendukung Jokowi menyerang sebuah masjid. "Sangat merugikan negara ini dan Yogyakarta, dikira ada masalah agama. Digoreng, dibesarkan secara nasional Yogya gawat. Nyatanya enggak ada (penyerangan masjid) kan".
Suasana Masjid Jogokariyan usai kerusuhan di Yogyakarta. (Foto: Arfiansyah Panji/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Suasana Masjid Jogokariyan usai kerusuhan di Yogyakarta. (Foto: Arfiansyah Panji/kumparan)
Di sisi lain, Dharma juga menyoroti lambannya pengamanan yang dilakukan pihak kepolisian saat acara deklarasi. Menurut Dharma, polisi pada saat itu harusnya bisa memetakan daerah rawan gesekan. "Sudah tahu ada acara begitu (deklarasi dukungan capres oleh simpatisan) dan ini Yogyakarta. Kita sudah tahu kan ada bloking-bloking daerah sini merah daerah sini hijau dan sebagainya," ujar dia.
Ricuh di depan Masjid Jogokariyan ramai diperbincangkan pada Minggu (27/1) sore. Menurut keterangan polisi, massa bergerak usai deklarasi dukungan Jokowi - Ma'ruf di Stadion Mandala Krida.
ADVERTISEMENT
Kemudian saat massa melintas di depan masjid, terjadi kericuhan dengan pemuda setempat. Hingga akhirnya didamaikan polisi dan Muspika. Masjid Jogokariyan merupakan masjid bersejarah yang diresmikian oleh ketua Muhammadiya Kota Yogya pada tahun 1967.
Masjid yang berdiri di Kampung Jogokariyan ini merupakan masjid percontohan nasional, yang melibatkan masyarakat sekitar untuk menjadikan masjid sebagai pusat aktivitas.