Timses Prabowo soal Markas Pindah ke Jateng: Taktik di Pilpres

10 Desember 2018 12:21 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Anggota Tim Pemenangan Prabowo-Sandiaga Uno, Sudirman Said. (Foto: Adhim Mugni Mubaroq/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Anggota Tim Pemenangan Prabowo-Sandiaga Uno, Sudirman Said. (Foto: Adhim Mugni Mubaroq/kumparan)
ADVERTISEMENT
Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno mengungkapkan alasan memindahkan posko pemenangannya dari Jakarta ke Jawa Tengah. Pemindahan posko ke Jawa Tengah dianggap sebagai bagian dari taktik untuk memenangkan Pilpres 2019.
ADVERTISEMENT
Direktur Materi Debat BPN Prabowo-Sandi, Sudirman Said menjelaskan, pemindahan pusat posko pemenangan ke Jawa Tengah, bukan berarti BPN Prabowo-Sandi menganggap provinsi lain tidak penting. Hanya saja, Jawa Tengah masuk dalam kawasan prioritas mereka.
“Kami satu pandangan, Jateng provinsi yang sangat penting. Mbah Kiai Maimun Zubair malah mengingatkan Jateng adalah tulang punggung Republik. Pindah markas perjuangan ke Jateng bukan berarti wilayah lain tidak penting, ini soal prioritas taktis saja,” jelasnya.
Keputusan pemindahan ini, lanjut Sudirman, juga tidak lepas dari pengalaman Prabowo saat maju dalam Pilpres 2014. Namun, dia tidak menjelaskan pengalaman yang dimaksud.
"Melihat medan juang Jawa Tengah yang cukup menarik dan belajar dari Pilpres 2014, kami ingin mengajak rakyat Jateng menyongsong perubahan. Insyaallah perubahan benar-benar akan terwujud di Jateng,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
Becak Tugu Muda, Semarang (Foto: Wikimedia Commons)
zoom-in-whitePerbesar
Becak Tugu Muda, Semarang (Foto: Wikimedia Commons)
Selain itu, pengalaman saat Pilkada Jawa Tengah 2018 juga menjadi bagian pertimbangan memindahkan posko pemenangan Prabowo-Sandi. Dalam pemilihan itu Sudirman yang diusung partai pendukung Prabowo-Sandi (Gerindra, PKS, dan PAN) bisa meraih suara hingga 42 persen.
Hasil survei internal BPN juga menunjukkan tingkat keterpilihan Prabowo-Sandi di Jawa Tengah sangat baik. Dia mengaku, tren keterpilihan Prabowo-Sandi terus mengalami kenaikan di Jawa Tengah.
“Survei internal kami jarang sekali dipublikasikan. Yang bisa saya katakan, metodologi dan samplingnya sangat konservatif. Kami survei bukan untuk menghibur diri, menenang-nenangkan diri dengan angka elektabilitas ‘palsu’. Hasilnya sejauh ini trend kenaikan elektabilita di luar dugaan,” jelas Sudirman.
Sudirman Said juga berpendapat, Jawa Tengah adalah rumah untuk semua golongan. Dominasi satu kelompok di suatu provinsi dianggapnya tidak sehat secara politik. Pasalnya, dia menilai selama Jawa Tengah didominasi kelompok politik tertentu, banyak pejabat yang tertangkap karena kasus korupsi.
ADVERTISEMENT
“Kalau mendominasi untuk kebaikan, kita masih bisa terima. Tapi kalau mendominasi dengan praktik-praktik korupsi sama dengan menyengsarakan rakyat. Dari 21 Kepala Daerah yang terlibat korupsi di Jawa Tengah, 15 berasal dari satu partai. Kasihan rakyat Jateng,” kata Sudirman melalui pesan singkat, Senin (10/12).
Tidak disebut secara gamblang partai yang dimaksud Sudirman. Hanya saja, sejak 2003, provinsi tersebut selalu dipimpin kader PDIP.