Tindak Lanjuti Pertemuan Prabowo, Jokowi Bahas Pertahanan dengan PM Australia

4 Maret 2024 11:01 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Konferensi pers Presiden Joko Widodo di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Senin (4/3/2024). Foto: Zamachsyari/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Konferensi pers Presiden Joko Widodo di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Senin (4/3/2024). Foto: Zamachsyari/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Presiden Jokowi akan menggelar pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri Australia Anthony Albanese di sela kegiatannya di Melbourne. Jokowi tak menampik sejumlah kerja sama dengan PM Albanese, termasuk soal kerja sama pertahanan.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, Menhan Prabowo Subianto menerima kunjungan Wakil PM Australia sekaligus Menhan Australia, Richard Marles, pada Jumat (23/2). Dalam pertemuan itu, kerja sama pertahanan antar negara menjadi salah satu pembahasan.
"Ya, termasuk itu akan kita bicarakan, tapi belum sampai sedetail apa yang akan kita bicarakan. Tapi tentu saja itu akan juga kita bicarakan," kata Jokowi di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Senin (4/3).
Dalam pertemuan yang digelar di Kementerian Pertahanan, Marles mengungkapkan Australia menaikkan anggaran senjata laut dan menyatakan ketertarikannya untuk bekerja sama dengan Indonesia.
Menhan Prabowo Subianto (kanan) berbincang bersama Menhan sekaligus Wakil PM Australia Richard Marles (kiri) saat melakukan pertemuan di kantor Kementerian Pertahanan, Jakarta, Jumat (23/2/2024). Foto: Muhammad Adimaja/ANTARA FOTO
Pemerintah Australia berencana meningkatkan belanja pertahanan dengan tambahan dana sebesar USD 7 miliar. Australia akan memiliki 26 kapal kombatan dari 11 yang saat ini dimiliki, menjadikan kekuatan armada Angkatan Laut Australia terbesar sejak Perang Dunia II.
ADVERTISEMENT
"Kami sangat tertarik untuk bekerja sama dengan Indonesia, untuk memberi penjelasan kepada Indonesia mengenai apa maksud strategis kami, dan jawabannya adalah kita membangun kekuatan pertahanan kita sehingga kita dapat memainkan peran kita dalam keamanan kolektif di kawasan yang mencakup kehidupan Indonesia dan Australia," kata Marles saat itu.
Sementara Prabowo mengatakan, Indonesia dan Australia adalah tetangga dekat. Sehingga hubungan bilateral harus dijaga meski secara historis hubungan kedua negara ada naik dan turunnya.
"Secara historis ada naik turunnya, namun kami menganggap Australia sebagai teman baik yang dalam keadaan kritis selalu memihak Indonesia. Dan kami bertekad untuk menjaga dan meningkatkan hubungan ini," kata Prabowo.