Tingginya Tingkat Kematian Jemaah Haji dan Pentingnya Edukasi oleh Petugas
ADVERTISEMENT
Penyelenggaraan ibadah haji tahun ini disambut suka cita 100.051 jemaah haji Indonesia setelah tertunda 2 tahun akibat pandemi COVID-19. Namun, ibadah yang didambakan seluruh umat Islam itu dibayang-bayangi tingginya tingkat kematian.
ADVERTISEMENT
Data Kemenkes menyebut angka kematian jemaah haji Indonesia 10 tahun ini tidak mengalami penurunan di kisaran 2 orang per mil atau 452 orang pada tahun 2019. Angka itu tidak lebih baik dibandingkan India 1 orang per mil, atau Malaysia yang pada tahun 2019 angkanya 0,3 orang per mil.
Penyebab terbanyak kematian jemaah haji adalah kardiovaskuler atau terkait jantung/pembuluh darah, lalu penyakit pernafasan (respiratori disease), dan kelelahan.
Salah satu upaya menekan angka kematian itu adalah dengan mengedukasi jemaah melalui petugas haji. Kemenag mengerahkan total 1.901 petugas haji termasuk Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi sekitar 800 orang.
Staf Khusus Menteri Agama Bidang Media dan Komunikasi Publik, Wibowo Prasetyo, berharap para petugas haji terutama Media Center Haji (MCH) bisa mengedukasi jemaah untuk mencegah masalah yang mungkin timbul selama di Arab Saudi.
ADVERTISEMENT
"Edukasi dan utamakan jemaah. Kita semua adalah petugas," ucap Wibowo saat berdiskusi dengan Tim MCH di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta, Rabu (18/5).
Menurutnya, edukasi ini sangat penting karena jemaah Indonesia sangat beragam, baik tingkat usia, pendidikan, bahkan pengalaman bepergian. Kebiasaan mereka juga berbeda-beda.
"Terkait pola makan, misalnya. Dalam kemasan katering akan tertulis batas maksimal waktu makan. Sementara sebagian jemaah ada yang punya kebiasaan menunda waktu makan, sehingga ada potensi katering dikonsumsi di luar jam yang ditentukan. Nah, ini perlu edukasi bersama," ujarnya.
"Atau, ada jemaah yang kurang terbiasa minum karena beragam sebab, padahal cuaca panas. Ini juga perlu edukasi agar tidak dehidrasi. Nah, informasi yang ditulis tim MCH ini akan dibaca publik, termasuk jemaah atau keluarganya di Tanah Air. Sehingga, mereka bisa saling menginformasikan," sambungnya.
ADVERTISEMENT
Sebagai petugas haji, tim MCH diharapkan Wibowo juga bisa ikut membantu jemaah dalam menyelesaikan rangkaian ibadahnya. "Mari siapkan bahu kita untuk membantu jemaah," pesannya.
Kolaborasi Petugas Haji
Dalam pembukaan pembekalan PPIH Arab Saudi pada Selasa (16/5) lalu, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas, mengatakan upaya menekan angka kematian jemaah haji tidaklah ringan. Perlu kolaborasi para petugas haji yang terdiri dari Kemenag, Kemenkes, TNI/Polri, termasuk media massa.
"Karena itu saya sudah titipkan tidak ada kejadian di Saudi petugas Kemenag dan Kemenkes 'adu punggung'. Semua satu petugas untuk memberikan pelayanan kepada jemaah haji," ucap menteri akrab disapa Gus Yaqut itu.
Bahkan, Gus Yaqut, menginginkan ada sanksi yang tegas bagi petugas di Arab Saudi yang tidak mau ambil tanggung jawab atas masalah yang dihadapi jemaah.
ADVERTISEMENT
"Kalau bisa dipulangkan, pulangkan saja petugas begitu. Enggak ada urusan. Ini konsekuensi dari Bapak Ibu sekalian setuju dan menyetujui sebagai petugas haji. Jangan tanya berani tidak Menteri Agama, pasti berani," tegas Gus Yaqut.
Isu Krusial
Fasilitator Bimtek PPIH, Syarif, mengurai beberapa isu krusial waktu yang penting diantisipasi untuk mencegah jemaah kelelahan apalagi meninggal selama di Saudi. Sebagai berikut: