Tingkat Penularan Varian Delta di Amerika Serikat Setinggi Cacar Air

30 Juli 2021 19:40 WIB
·
waktu baca 1 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Penampakan varian Corona Delta terungkap. Foto: Dok. Jason Roberts/VIDRL - Doherty Institute, 2021
zoom-in-whitePerbesar
Penampakan varian Corona Delta terungkap. Foto: Dok. Jason Roberts/VIDRL - Doherty Institute, 2021
ADVERTISEMENT
Akibat kecepatan dalam penularannya, varian Delta kini sudah menyebar di banyak negara di dunia. Negara-negara yang semula berhasil menurunkan kasus COVID-19, kembali mengalami lonjakan kasus. Salah satunya adalah Amerika Serikat.
ADVERTISEMENT
Sebuah laporan internal Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) menunjukkan, varian Delta sangatlah menular dan kemungkinan menimbulkan gejala lebih berat dibandingkan varian corona lainnya.
Mengutip CDC, varian Delta lebih menular dibandingkan strain awal SARS-CoV-2, virus penyebab MERS, SARS, Ebola, flu biasa, flu musiman, dan smallpox.
Sedangkan tingkat penularan varian Delta sama dengan cacar air atau chickenpox.
Cacar air (chickenpox) disebabkan oleh virus varicella-zoster. Penyakit ini memiliki tingkat penularan tinggi pada orang-orang yang belum menerima vaksin varicella atau yang belum pernah terpapar sebelumnya.
Ilustrasi cacar air pada bayi Foto: Shutterstock
Tetapi, varian Delta tak semematikan SARS-CoV-2 strain awal. SARS, Ebola, dan penyakit lainnya memiliki tingkat kematian yang jauh lebih tinggi dibandingkan COVID-19 varian Delta.
Varian Delta ini memiliki kemungkinan menerobos perlindungan yang telah diberikan vaksin, meskipun menurut CDC, kejadian itu sangatlah langka.
ADVERTISEMENT
Tetapi, laporan CDC tersebut menekankan, vaksin COVID-19 memiliki efektivitas tinggi dalam mencegah terjadinya gejala berat, hospitalisasi, dan kematian.
Dengan tingkat penularan yang sangat tinggi, CDC kembali merekomendasikan penggunaan masker kembali, bahkan bagi orang-orang yang sudah divaksinasi COVID-19 dua dosis.
“Penelitian baru menunjukkan, orang-orang yang sudah divaksinasi dan terinfeksi varian Delta membawa virus tersebut dalam jumlah yang sangat banyak di hidung dan tenggorokan mereka,” ujar Direktur CDC, Rochelle Walensky, kepada New York Times, dikutip dari Reuters.
CDC dijadwalkan akan merilis data-data tambahan terkait varian Delta pada Jumat (30/7) waktu setempat.