Tingkatkan Produksi Petani, Kementan Terus Dorong Penggunaan Pupuk Berimbang

11 Mei 2021 19:15 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petani menebar pupuk di areal sawah desa Brondong, Kecamatan Pasekan, Indramayu, Jawa Barat, Jumat (8/1/2021). Foto: Dhedez Anggara/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Petani menebar pupuk di areal sawah desa Brondong, Kecamatan Pasekan, Indramayu, Jawa Barat, Jumat (8/1/2021). Foto: Dhedez Anggara/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Kementerian Pertanian (Kementan) terus mengupayakan berbagai terobosan guna meningkatkan produktivitas petani. Salah satunya melalui pemanfaatan teknologi pertanian dengan menerapkan penggunaan pupuk berimbang spesifikasi lokal.
ADVERTISEMENT
Upaya ini tentunya untuk menyesuaikan seiring banyaknya tantangan sektor pertanian ke depan dalam menyediakan pangan rakyat dan menjadikan Indonesia sebagai lumbung pangan dunia.
Hal ini disampaikan Kepala Balai Penelitian Tanah Kementan, Ladiyani Retno Widowati, saat memberikan materi dalam Webinar Forwatan 2021 bertajuk 'Peningkatan Produksi Pertanian Dengan Pemupukan Berimbang', Selasa (11/5).
“Kementan melalui Badan Litbang Pertanian menjawab tantangan dan permasalahan tersebut dengan melakukan inovasi teknologi untuk meningkatkan produktivitas lahan pertanian. Salah satunya dengan penerapan pupuk berimbang," ujar Ladiyani.
Petani menebar pupuk di areal sawah desa Brondong, Kecamatan Pasekan, Indramayu, Jawa Barat, Jumat (8/1/2021). Foto: Dhedez Anggara/ANTARA FOTO
Ladiyani menjelaskan pemupukan berimbang memiliki beberapa manfaat, antara lain dapat meningkatkan produksi dan mutu hasil, meningkatkan efisiensi pemupukan. Kemudian meningkatkan kesuburan tanah serta dapat menghindari pencemaran lingkungan.
“Penggunaan pupuk berimbang dilakukan dengan pemberian pupuk ke dalam tanah untuk mencapai status semua hara esensial seimbang dan optimal dalam tanah," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Ia menambahkan Kementan melalui Badan Litbang Pertanian juga telah mengeluarkan buku rekomendasi pemupukan spesifik lokasi hingga tingkat kecamatan, khususnya untuk tanaman padi, jagung dan kedelai.
Hal ini untuk memberikan kemudahan dan sebagai referensi bagi petani atau kelompok tani diseluruh wilayah di Indonesia saat menyusun e-RDKK mengingat Indonesia memiliki tingkat keberagaman jenis tanah yang tinggi.
“Manfaat lainya adalah dapat menjadi acuan maupun referensi bagi pemerintah pusat dan daerah dalam menetapkan kebijakan pupuk bersubsidi,“ terang Ladiyana.
Petani membajak sawah. Foto: Antara/Hendra Nurdiyansyah
Lebih lanjut, Ladiyani mengungkapkan Kementan juga telah mengeluarkan kebijakan dengan mereformulasi komposisi pupuk NPK (15-10-12) yang berbeda dengan tujuan untuk meningkatkan produksi pertanian.
“Formulasi Pupuk NPK tersebut salah satunya memiliki keunggulan yaitu mempunyai komposisi kadar N, P dan K yang mendekati atau sesuai dengan kondisi tanah dan kebutuhan tanaman,” ujarnya
ADVERTISEMENT
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Subdirektorat (Kasubdit) Pupuk Bersubsidi Direktorat Pupuk dan Pestisida Kementan, Yanti Ermawati, menuturkan penggunaan pupuk bersubsidi tersebut juga harus tepat guna, tepat sasaran, waktu, lokasi dan jenis agar dapat mengoptimalkan produktivitas.
Petani memberikan pupuk tanaman padi. Foto: ANTARA FOTO/Saiful Bahri
Selain itu tepat jumlah juga menjadi concern Kementan melalui Direktorat Pupuk dan Pestisida dalam merumuskan suatu kebijakan, khususnya terkait pupuk bersubsidi.
"Hal ini tentu penting mengingat keberagaman karakteristik tanah di Indonesia yang sangat tinggi, hampir 90 persen jenis tanah di dunia ada di Indonesia,“ tuturnya.
Yanti menegaskan saat ini Kementan melalui Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian memiliki dua kegiatan rutin dalam progam penyediaan pupuk. Yakni, pengembangan pupuk organik melalui kegiatan UPPO dengan tujuan untuk menciptakan pertanian ramah lingkungan dan pemupukan berimbang.
ADVERTISEMENT
“Selanjutnya adalah program pupuk bersubsidi dengan menerapkan rekomendasi dari Badan Litbang Pertanian untuk efisiensi biaya pemupukan dan peningkatan produktivitas tanaman," ungkapnya.
Kemudian, Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementan, Kuntoro Boga Andri, mengatakan saat ini pemerintah melalui Kementan bersinergi dengan stakeholder untuk terus berupaya agar penggunaan pupuk dapat efektif, berimbang dan efisien sehingga dapat meningkatkan produksi pertanian secara maksimal.
Dan yang penting tujuan akhirnya untuk meningkatkan kesejahteraan petani.
“Bagaimana kita memanfaatkan sumber daya yang ada di sekitar kita baik kimia maupun non kimia, dan perlu mempertimbangkan potensi pupuk kita yang ada di alam," ungkapnya.