Tips Buang Masker Bekas: Dipisah dari Sampah Biasa, Dipotong Kecil-kecil

19 Februari 2021 17:45 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Anggota satgas naturalisasi Ciliwung Kota Bogor mencari sampah masker medis bekas pakai di bantaran sungai Ciliwung, Kelurahan Sukaresmi, Kota Bogor, Jawa Barat, Rabu (3/2/2021). Foto: ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha
zoom-in-whitePerbesar
Anggota satgas naturalisasi Ciliwung Kota Bogor mencari sampah masker medis bekas pakai di bantaran sungai Ciliwung, Kelurahan Sukaresmi, Kota Bogor, Jawa Barat, Rabu (3/2/2021). Foto: ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menyatakan masker mendominasi sampah APD dan limbah medis yang ditemukan di lingkungan sungai hingga laut. Sampah masker mendominasi karena kini masyarakat banyak menggunakannya sebagai pelindung dari paparan virus corona.
ADVERTISEMENT
"Wajar ya karena masker setiap hari dipakai, terutama masker sekali pakai. Masker bedah, masker kain, masker scuba. Jadi ketiga masker ini yang mendominasi terutama di alam, lingkungan," ujar Peneliti Muda LIPI Bidang Lingkungan, Reza Cordova, dalam program Live Corona Update bersama kumparan, Jumat (19/2).
Akan tetapi, munculnya banyak sampah masker ini menjadi perhatian sendiri karena jadi lebih mencemari lingkungan. Terutama masker sekali pakai seperti masker bedah, yang saat ini harganya juga sudah relatif murah.
Pengelolaan sampah masker ini juga tidak bisa dilakukan sembarangan. Menurut Reza, perlu ada pemilahan khusus untuk masker karena tidak diketahui ada virus atau bakteri apa saja yang menempel di sana, dan bisa membahayakan kesehatan manusia.
Peneliti LIPI, Muhammad Reza Cordova Foto: Nesia Qurrota A'yuni/kumparan
"Cukup banyak masker, kita memang harus waspada karena tidak boleh disatukan. Karena kita tidak tahu apakah limbah APD tersebut mengandung bakteri patogen atau virus patogen, atau katakan virus Sars-CoV-2 yang menyebabkan COVID-19 kita masih belum tahu. Yang jelas harus dipisahkan," tutur dia.
ADVERTISEMENT
Maka dari itu, Reza menyarankan masyarakat untuk memulai sendiri pemilahan sampah plastik, sebelum akhirnya dibuang. Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah memotong masker kecil-kecil untuk menghindari penyalahgunaan oleh oknum tertentu.
Juga tidak boleh mencampur sampah masker dengan sampah lainnya, sehingga virus yang menempel tidak menulari orang lain.
"Kemudian pada saat kita membuang, kalau tidak ada [dropbox], sebelum dipisah harus dipotong dulu maskernya. Mulai dari talinya, isinya kita potong sehingga tidak bisa digunakan lagi oknum tidak bertanggung jawab," jelas Reza.
Sejumlah masker dijemur sebelum dibagikannya secara gratis di sekitar lingkungan tersebut , di tengah penyebaran wabah penyakit virus corona, di Tangerang. Foto: REUTERS/Willy Kurniawan
Di sisi lain, untuk mengurangi sampah masker di lingkungan sekitar, ia menyarankan agar masyarakat menggunakan masker kain. Sebab, masker kain bisa dicuci dan dipakai berulang-ulang dan tidak mencemari lingkungan.
"Tetap perhatikan di dalamnya ya minimal pake 2-3 lapis lebih bagus. Kemudian bisa digunakan, disediakan di rumah, dicuci, tidak perlu susah-susah kita rendam aja tidak lama 5-10 menit, keringkan, bisa kita pakai ulang," kata dia.
ADVERTISEMENT
"Jauh lebih baik dibandingkan pakai masker bedah sekali dipakai lalu dibuang. Sebab, akan meningkatkan tekanan lingkungan karena limbah APD yang baru," pungkasnya.