Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0

ADVERTISEMENT
Perspektif para pegawai tentang karier telah berubah drastis di era new normal atau era transisi menuju pascapandemi, salah satunya terkait dengan prioritas dan kebutuhan mereka dalam menentukan pekerjaan. Hal itu dilaporkan dalam temuan terbaru yang dilakukan JobStreet by SEEK pada periode 2022-2023.
ADVERTISEMENT
Chief Operating Officer JobStreet, Varun Mehta, memberikan tips-tips kepada pencari kerja, supaya lamarannya langsung dilirik perusahaan.
1. Jangan terpuruk karena berita buruk soal PHK
Varun Mehta mengatakan, ada dua perspektif pekerja yang harus dibedakan dalam menentukan langkah mereka mencari pekerjaan, yakni mereka yang sudah memiliki pengalaman bekerja atau seorang profesional dan early employee atau calon pekerja yang akan terjun dalam dunia kerja.
Mehta menekankan, pada dua kelompok tersebut, penting mengetahui bahwa situasi saat ini bergerak cepat. Kabar baiknya, ungkap Mehta, situasi yang buruk sekalipun juga akan lebih cepat bertransformasi pada perbaikan.
“Bad news travel faster than good news (Berita buruk lebih cepat menyebar dari berita baik). Berita tentang lay off akan mendapat perhatian lebih cepat, tapi di Indonesia setiap bulan di JobStreet ada 35 ribu bahkan 40 ribu open positions. Jadi, lebih banyak lowongan pekerjaan yang dibuka sebenarnya daripada angka lay off yang terjadi,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
Sehingga bagi kedua kelompok itu disarankan untuk tidak mudah terpancing berita yang menurunkan harapan mereka dalam mencari pekerjaan yang ideal versi mereka.
2. Melakukan evaluasi dan memperbaharui CV setiap 6 bulan
Bagi profesional atau pekerja berpengalaman, penting melakukan evaluasi setiap 6 bulan. Hal-hal yang dapat dilakukan dalam evaluasi tersebut di antaranya, melakukan riset terkait nilai pasar atau market value saat ini, mengecek kecakapan dan keahlian yang sudah didapat, serta melakukan update curriculum vitae (CV).
Sementara itu, untuk early employee atau fresh graduate, penting untuk meningkatkan skills dan mengevaluasinya setiap 6 bulan sekali.
3. Digital upskilling & reskilling
Calon pekerja tidak selalu dapat langsung menemukan pekerjaan yang tepat bagi mereka dalam satu malam. Menurut Mehta, apabila masih bekerja di kantor lama, tak selalu harus langsung buru-buru melamar pekerjaan selagi memang belum mendapatkan pengganti yang lebih baik.
ADVERTISEMENT
Maka, digital upskilling atau peningkatan keterampilan di dunia digital harus dilakukan secara konsisten meski dalam kuantitas yang sedikit.
"Upskilling itu bagaimana kita bisa tahu dan mengerti lebih banyak, meskipun sedikit demi sedikit, dalam dunia digital," ujarnya.
Lebih lanjut, Mehta mengungkap, pada Oktober 2022, sektor yang sempat redup akibat pandemi seperti turisme, F&B, hotel dan sektor tradisional lain mulai bangkit.
Namun kebangkitan sektor tersebut tidak terjadi tanpa perubahan baru yang diinginkan oleh perusahaan, sebab situasi perusahaan sudah beroperasi di tengah new era dengan skill digital yang dibutuhkan.
Di sisi lain, tenaga kerja yang memiliki pengalaman dalam bidang tersebut sudah melakukan peralihan karena telah melakukan reskilling untuk dapat bertahan saat pandemi, di antaranya seperti melakukan entrepreneurship atau beralih ke sektor lain.
ADVERTISEMENT
"The work force is shifted. Kami melihat bahwa sektor tradisional seperti hotel, turisme, dan F&B sudah buka lagi dan butuh karyawan yang pernah kerja dan dipercaya perusahaan, tapi karyawannya nggak ada, karena karyawan ini sudah reskill atau pindah ke industri lain. Jadi ada shortage (kekurangan) dalam industri tertentu," jelasnya.
Menurut data yang dikumpulkan JobStreet, tingkat percaya diri pekerja Indonesia dalam melakukan reskill mencapai 32 persen, angka itu lebih tinggi dari negara-negara asia lainnya.
"Secara keseluruhan Asia itu confidence level to reskill mencapai 25 persen. Jadi di Indonesia kemampuan dan keinginan reskilling lebih cepat," ujarnya.
Sehingga, tidak hanya para pekerja atau calon pekerja yang melakukan upskilling, namun perusahaan juga harus proactive dalam memberikan training kepada para pegawainya.
ADVERTISEMENT