Untitled Image

Tips Memilih Sekolah Inklusi untuk Anak Berkebutuhan Khusus

23 September 2022 8:40 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sekolah inklusi memungkinkan anak berkebutuhan khusus mengenyam pendidikan di sekolah umum. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Sekolah inklusi memungkinkan anak berkebutuhan khusus mengenyam pendidikan di sekolah umum. Foto: Shutterstock
Untuk mendukung tercapainya pendidikan yang setara bagi anak-anak berkebutuhan khusus, pemerintah mencanangkan program sekolah inklusi. Hal ini sejalan dengan misi UNICEF untuk menghadirkan sarana pendidikan yang setara bagi seluruh anak.
Berbeda dengan Sekolah Luar Biasa (SLB), sekolah inklusi memungkinkan anak berkebutuhan khusus mengenyam pendidikan di sekolah umum. Lewat pendidikan inklusif, semua anak akan mempunyai kesempatan yang adil dalam belajar di sekolah dan mengembangkan keterampilan mereka tanpa batasan.
Para orang tua pun tak perlu khawatir. Nantinya, setiap sekolah akan memfasilitasi dan memberikan guru pendamping yang disesuaikan dengan kebutuhan anak-anak berkebutuhan khusus. Sehingga, mereka dapat belajar dan tumbuh berdampingan dengan anak-anak lain.

3 Pertimbangan dalam Memilih Sekolah Inklusi

Ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam memilih sekolah inklusi. Mulai dari kondisi anak hingga faktor-faktor eksternal lain yang mendukung proses belajar-mengajar.

1. Program dan fasilitas sekolah

Sebelum memutuskan memilih sekolah inklusi, lakukan survei dan cari informasi sebanyak mungkin soal program dan fasilitas sekolah. Pastikan kedua hal tersebut dapat mendukung kegiatan belajar anak.
Mengerti hal ini, Jakarta Intercultural School menghadirkan JIS Learning Center. Program sekolah ini akan menerapkan metode belajar yang dipersonalisasikan dengan kebutuhan anak, sehingga para siswa berkebutuhan khusus dapat mengatasi tantangan sosial, emosional, kognitif, maupun akademik mereka.
Pastikan sekolah inklusi dapat menunjang kebutuhan anak. Foto: Shutterstock
Selain menempatkan siswa pada kelompok-kelompok kecil, JIS Learning Center juga menyediakan ruang kelas mandiri untuk meminimalisir gangguan selama proses belajar-mengajar. Tak hanya membantu siswa dalam mengerti pelajaran, cara ini pun dapat membuat guru lebih memahami kebutuhan siswa. Sehingga, mereka dapat menerapkan pendekatan belajar yang disesuaikan masing-masing individu.
Dalam salah satu episode The JIS Podcast, Education Specialist, Donise Lysons, menjelaskan JIS Learning Center akan menyusun kurikulum Individualized Learning Plan (ILP) sesuai kondisi siswa. Melalui ILP inilah, para siswa berkebutuhan khusus tak hanya dapat berprestasi di bidang akademik, tapi juga kemandirian serta kecerdasan sosial dan emosional mereka bisa ikut terasah.
"Perbedaan JIS Learning Center (dengan program lain) adalah para siswa bisa mendapatkan pengajaran intensif yang mereka butuhkan. Pelajaran terkait membaca, menulis, dan berhitung tetap diberikan, hanya saja dimodifikasi dengan instruksi tambahan yang adaptif," jelas Donise.

2. Guru pendamping

Guru-guru di sekolah inklusi biasanya telah mendapat pelatihan mengenai cara mengajar dan menghadapi anak-anak berkebutuhan khusus tanpa membuat siswa merasa dibedakan. Misalnya, beberapa guru di kelas akan menggunakan bahasa isyarat karena ada siswa tuna rungu di kelas. Hal ini dilakukan agar semua siswa dapat mengikuti pelajaran di sekolah.
"Bagi beberapa keluarga, sulit untuk mendapatkan pengajar yang mendorong tumbuh kembang mereka (re: anak-anak berkebutuhan khusus). (Di JIS) Anda dapat menemukan lebih banyak ahli, seperti psikolog, speech language pathologist, dan pengajar-pengajar lain yang memfasilitasi hal itu," jelas Interim Head of School di JIS, Maya Nelson.
Guru-guru di sekolah inklusi biasanya telah mendapat pelatihan mengenai cara mengajar dan menghadapi anak-anak berkebutuhan khusus tanpa membuat siswa merasa dibedakan. Foto: Shutterstock
Maya juga mengatakan bahwa JIS akan berkomitmen untuk memberikan pendidikan yang setara bagi semua anak selama proses belajar berlangsung.
"Bagi anak-anak berkebutuhan khusus, mereka tidak akan merasa dibedakan. (Begitu juga) dengan anak-anak lain, mereka dapat mendukung temannya belajar di kelas," ucapnya.
Sementara itu, Donise memaparkan bahwa JIS Learning Center akan menempatkan siswa dalam kelompok kecil. Setiap kelas hanya diisi delapan orang dengan satu pengajar utama dan dua guru pendamping bergantung pada kebutuhan siswa di kelas tersebut.
"Kelas (di JIS Learning Center) hanya diisi tidak lebih dari delapan anak. Pada setiap kelas, kami menyediakan satu guru utama dan dua guru pendamping. Seluruh siswa datang dengan kebutuhan yang berbeda, dan inilah cara yang kami berikan untuk memfasilitasi kebutuhan mereka," ungkap Donise.
Pengajar di JIS Learning Center juga telah tergabung dalam Student Support Team (SST). Dari PAUD hingga kelas 12 SMA, JIS menghadirkan sekelompok profesional dari berbagai multidisiplin yang siap membantu siswa saat mereka mengalami kesulitan, baik secara akademik maupun emosional.
Semua orang yang tergabung dalam SST telah mengantongi lisensi, sehingga mereka dapat menyusun strategi yang tepat untuk kebutuhan setiap siswa. Mulai dari spesialis pembelajaran, terapis bicara dan bahasa, terapis okupasi, konselor sekolah, hingga psikolog telah tergabung dalam tim SST.

3. Potensi dan hambatan anak

Mengenali potensi dan hambatan anak menjadi tugas penting yang tak boleh terlewat. Cara ini dapat membuat anak untuk turut berpartisipasi dalam setiap kegiatan di sekolah dan meningkatkan kepercayaan diri mereka selama belajar.
Memahami potensi dan hambatan anak merupakan hal penting dalam memilih sekolah inklusi. Foto: Shutterstock
Bersama staf pengajar yang terlatih, JIS Learning Center akan mendukung hal tersebut. Program-program terkait perkembangan motorik, pelatihan keterampilan sosial, hingga terapi bahasa akan disediakan, membuat anak lebih nyaman di sekolah.
Nantinya, untuk setiap siswa yang menerima layanan di JIS Learning Center, tingkat partisipasi mereka di kelas umum akan ditentukan oleh perkembangan belajar sesuai kurikulum ILP. Hal tersebut bertujuan agar anak-anak berkebutuhan khusus mempunyai peluang untuk belajar dan tumbuh yang sama dengan teman-temannya. Cara ini juga menjadi upaya JIS dalam memastikan program inklusi terlaksana dengan baik.
"Para siswa yang mengikuti JIS Learning Center merupakan bagian dari JIS, sama seperti siswa-siswa lain. Hal inilah yang menjadi roadmap kami dalam membangun sekolah inklusi," pungkas Donise.
Untuk informasi lengkap mengenai JIS Learning Center, Anda dapat cek melalui tautan ini. Jangan lupa dengarkan The JIS Podcast di Spotify serta kunjungi website resmi JIS di sini untuk mengetahui program-program JIS lainnya dalam mendukung setiap siswa jadi versi terbaik bagi dunia.
Artikel ini merupakan bentuk kerja sama dengan Jakarta Intercultural School
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten