Tito Akui Perlu Adaptasi: Kemendagri Fleksibel, Polri Komando Tunggal
ADVERTISEMENT
Presiden Joko Widodo telah menunjuk Tito Karnavian sebagai Menteri Dalam Negeri menggantikan Tjahjo Kumolo yang bergeser jabatan menjadi MenpanRB. Sebagai mantan Kapolri, Tito mengaku, jabatan Mendagri adalah sesuatu yang baru dan perlu penyesuaian.
ADVERTISEMENT
Karena, Kemendagri adalah instansi pemerintahan yang seluruhnya adalah sipil yang memiliki perbedaan dengan struktur jabatan di Polri. Di Polri, kata Tito, seluruh jajaran tegak lurus dari daerah sampai ke pusat. Sedangkan di Kemendagri itu variatif karena kepala daerah itu dipilih langsung oleh rakyat.
"Bagi saya sendiri menjabat di Kemendagri ini jujur adalah hal baru bagi saya, masuk dalam lingkungan yang sepenuhnya sipil, yang memiliki kultur berbeda, kemudian tata nilai yang mungkin berbeda dengan di kepolisian," kata Tito saat memberikan sambutan di acara sertijab Mendagri di kantor Kemendagri, Jakarta Pusat, Rabu (23/10).
"Kalau Kapolri saya kira jauh lebih gampang dalam mengelola secara manajemen. Karena memiliki budaya dan kultur yang relatif sama, sehingga dengan adanya komando tunggal dari atas sampai ke bawah sama," paparnya.
ADVERTISEMENT
"Tapi beda dengan menjadi Mendagri di era otonomi daerah, para kepala daerah tidak ditunjuk oleh pusat. Ditunjuk melalui pilkada oleh rakyat. Kemudian tidak mungkin merasa bahwa conflict of interest bisa terjadi dan tidak sepenuhnya berada pada komando seorang Mendagri," tutur Tito.
Untuk itu, ia mengaku perlu menyesuaikan diri dengan jabatan baru yang ia emban sekarang karena memilki kultur yang sangat berbeda dengan tugas ia sebelumnya sebagai kapolri.
"Untuk itu kita menyesuaikan diri, bagi saya ini pengalaman baru dari kultur yang memiliki tata nilai yang tersendiri, disiplin, komando tunggal kepada kultur yang lebih cair, yang lebih fleksibel, sehingga tentunya pendekatannya juga beda. Tapi apa pun juga saya mengharapkan dukungan dari seluruh jajaran untuk sama-sama kita membaktikan diri kepada pemerintah, bangsa, negara, dan masyarakat," tutup Tito.
ADVERTISEMENT