Tito Karnavian: Vaksin COVID-19 Bukan Obat
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Alhasil sejumlah langkah pencegahan pun ditempuh pemerintah, mulai dari penerapan protokol kesehatan, Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) hingga yang terbaru pencanangan program vaksinasi.
Mendagri Muhammad Tito Karnavian mengatakan bahwa ia merasa perlu menanamkan kepada masyarakat soal kegunaan vaksin di tengah situasi pandemi sekarang ini. Ia menginginkan agar masyarakat mengetahui bahwa vaksin bukanlah obat, melainkan upaya terakhir yang kini tengah ditempuh untuk menanggulangi COVID-19 .
"Untuk itu, perlu diberikan pemahaman bagi masyarakat bahwa vaksin bukanlah obat," Ujar Tito dalam keterangan tertulis, Selasa (26/1).
Ia mengakui bahwa jelas tidak mudah untuk mewujudkan kekebalan kelompok di Indonesia dengan kendala besar terletak pada luasnya cakupan wilayah. Akan tetapi hal itu menurutnya tidak mustahil untuk mewujudkannya, selagi masyarakat mau untuk melakukannya.
ADVERTISEMENT
"Nah, untuk itu untuk bisa mewujudkan bahwa 2/3 populasi bisa memperoleh antibodi pada waktu yang sama jelas memerlukan percepatan," ucap Tito.
Untuk mempercepat pelaksanaannya di daerah, Tito meminta agar Pemerintah Daerah berperan aktif khususnya dalam mempersiapkan infrastruktur terkait kegiatan vaksinasi di daerah masing-masing, mulai dari fasilitas kesehatan, pengadaan vaksinator, hingga monitoring.
"Selain fasilitas kesehatan, tenaga kesehatan, sarana prasarananya yang di drop dari pusat mana yang kira-kira perlu diadakan oleh daerah. Ada mata anggaran kesehatan sebagai urusan wajib, urusan pemerintah wajib, tolong ini dipersiapkan untuk membantu pemerintah pusat," ungkap Tito.
ADVERTISEMENT
Untuk itu, dalam program vaksinasi nanti, Tito berharap agar daerah juga dapat menentukan skala prioritas warganya. Hal itu dilakukan untuk menentukan kategori mana yang nantinya akan didahulukan dalam menerima vaksin.
"Nanti pada saat penyuntikan massal sesuai dengan kebijakan Bapak Menkes, siapa dulu, profesi mana yang didahulukan, itu by name by address. Mereka nanti bisa diundang di tempat, Puskesmas mana, sehingga sudah jelas pembagiannya, tidak terjadi penumpukan, rebutan untuk minta divaksin," kata Tito.