Tito Minta Pemda Perbaiki Input Data COVID-19: Pengaruhi Penerapan Level PPKM

2 September 2021 23:02 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian memberikan keterangan pers di Kantor Presiden, Jakarta, Senin (26/7/2021). Foto: ANTARA FOTO/Biro Pers Setpres/Rusman
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian memberikan keterangan pers di Kantor Presiden, Jakarta, Senin (26/7/2021). Foto: ANTARA FOTO/Biro Pers Setpres/Rusman
ADVERTISEMENT
Mendagri Tito Karnavian meminta pemerintah daerah memperbaiki input data terkait perkembangan COVID-19 di daerahnya masing-masing. Tito ingin data COVID-19 di daerah seakurat mungkin.
ADVERTISEMENT
"Kami harapkan data perkembangan COVID-19 senantiasa diperbaharui jangan data yang sudah lama dimasukkan lagi," kata Tito di Tanjung Pandan, Belitung, dikutip dari Antara, Kamis (2/9).
Eks Kapolri itu meminta pemerintah daerah terus memperbaharui data perkembangan COVID-19. Mulai dari jumlah kasus positif hingga keterisian rumah sakit rujukan.
"Baik data perkembangan kasus harian berapa pasien konfirmasi positif, sembuh dan yang meninggal dunia juga data seperti kapasitas isoter dan ketersediaan tempat tidur rumah sakit bagi penderita COVID-19," ucap Tito.
Tito menjelaskan, data COVID-19 akan membantu pemerintah pusat dalam menentukan penerapan level PPKM di daerah. Sehingga ia ingin masalah data ini benar-benar diperhatikan.
"Sehingga kami pemerintah pusat dapat menentukan level PPKM berdasarkan data yang diambil pada minggu itu bukan akumulasi data dari dua minggu bahkan lima minggu sebelumnya," ucap Tito.
ADVERTISEMENT
Tito kemudian memberikan contoh terkait kasus di Bali yaitu ditemukannya data perkembangan COVID-19 yang sudah lama.
Bahkan akumulasi dari data minggu sebelumnya tetapi masih dimasukkan dalam laporan.
"Saya khawatir data yang diinput seperti kasus di Bali adalah data-data yang sudah lama misalnya data yang tiga minggu dan empat minggu sebelumnya dimasukkan di minggu ini padahal data minggu ini harusnya data hari ini juga karena kita menentukan level PPKM itu mingguan," kata Tito.
Vaksinasi massal ASN Pemda DIY dan instansi vertikal setiap harinya mencapai 11.600 orang. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
Lebih lanjut, Tito menekankan COVID-19 merupakan suatu penyakit yang masa inkubasinya hanya sekitar 14 hari. Menurutnya, sangat jarang ada pasien sampai dirawat melebihi 14 hari.
"Jika kalau sudah sampai 21 hari kemungkinan hanya dua orangnya sudah sembuh dan kembali sehat antibodinya keluar atau kemungkinan lain yaitu wafat. Sehingga jarang sekali terjadinya long COVID-19 terus menerus dalam waktu yang panjang prevalensinya sangat kecil," ujarnya.
ADVERTISEMENT