news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Tito Sentil Wali Kota Depok: Penduduk 2 Juta, Tes Corona Hanya 6.578

13 Agustus 2020 14:23 WIB
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian pada Mou koordinasi percepatan dan perluasan transaksi pemerintah daerah secara elektronik, di Kemenko Perekonomian. Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian pada Mou koordinasi percepatan dan perluasan transaksi pemerintah daerah secara elektronik, di Kemenko Perekonomian. Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
ADVERTISEMENT
Mendagri Tito Karnavian memperingatkan Wali Kota Depok, Muhammad Idris, untuk meningkatkan tes corona. Dari data yang dipaparkan Tito, Depok baru melakukan tes sebanyak 6.578 sampel, dari total jumlah 2 juta penduduk.
ADVERTISEMENT
"Benar enggak, Pak, angka saya? Jumlah 6.578 dari buku ini? Itu rendah sekali, hanya 0,03 persen. Dalam ilmu metodologi, 0,03 persen itu margin of error-nya sangat tinggi sekali, tingkat kesalahannya sangat tinggi sekali," ujar Tito kepada Idris dalam acara launching gerakan dua juta masker di kantor Pemkot Depok, Kamis (13/8).
Menteri Dalam Negeri (Mendagri), Tito Karnavian, memimpin Rapat Kerja Percepatan Penyaluran dan Pengelolaan Dana Desa Tahun 2020 di Provinsi Jawa Barat. Foto: Dok. Humas Kemendagri
Namun, Tito tidak merinci 6.578 itu merupakan jumlah orang atau jumlah spesimen. Tito hanya mengingatkan Idris untuk tidak 'terlena' dengan bergesernya status Depok dari zona merah menjadi zona oranye. Dari jumlah orang yang dites, Tito menduga bisa saja kasus positif di Depok seperti gunung es.
"Positive rate, no, i dont believe that untuk saat ini. Kenapa saya tidak terlalu menganggap positive rate? Karena tergantung jumlah testingnya dibanding populasi. Tadi Pak Wali langsung ngomong positive rate sekian, ada kemajuan menjadi oranye, ntar dulu, saya mau tanya, sampelnya berapa? 6.578. Gitu, kan, Pak Wali?" kata Tito.
ADVERTISEMENT
Mohammad Idris, Wali Kota Depok Foto: kumparan/Laurens
Tito menegaskan, Depok harus meningkatkan proactive testing. Yakni, melakukan tes di tempat-tempat umum secara acak hingga bisa merepresentasi keadaan Depok saat ini.
"Kalau tes pasif, artinya yang diperiksa orang yang batuk-batuk, datang ke RS lalu dites, diambil sampelnya, di-swab kirim ke lab. Itu orang yang positif itu adalah puncak gunung es. Mereka yang sudah terkena itu adalah puncak gunung es, yang sudah ada symtomp," tuturnya.
"Kalau dia menggambarkan melakukan proactive aggresive testing dan jumlahnya di atas 5 persen, itu bisa menggambarkan keadaan sebenarnya atau tidak di Depok," kata Tito.
Sebelumnya, berdasarkan data Pemkot Depok, hingga 13 Agustus, status Depok sudah bergeser dari zona merah ke oranye. Saat ini, Depok memiliki 1.516 pasien positif (di RS), 1.113 sembuh, dan 55 meninggal. Total kasus tanpa gejala sebanyak 3.495.
Seorang warga berolah raga dengan latar belakang mural ajakan melawan COVID-19 di Depok, Jawa Barat, Selasa (14/4). Foto: ANTARA FOTO/Wahyu Putro A
"Alhamdulillah per 3 Agustus-10 Agustus skor meningkat pun tipis jadi 1,86 zona oranye. Kita menunggu mudah-mudahan pasien positif dari tanggal 11-18 Agustus pekan ke 24 nanti memang trennya menurun, kesembuhan juga meningkat cukup baik, tutur Wali Kota Depok, Muhammad Idris.
ADVERTISEMENT
***
Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona
***