Tito: Siswa Harus Taat Protokol Corona, Penularan Juga Berisiko di Luar Sekolah

20 November 2020 15:58 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Guru memberikan pengarahan kepada murid saat hari pertama masuk sekolah di SDN 11 Marunggi, Pariaman, Sumatera Barat. Foto: Iggoy el Fitra/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Guru memberikan pengarahan kepada murid saat hari pertama masuk sekolah di SDN 11 Marunggi, Pariaman, Sumatera Barat. Foto: Iggoy el Fitra/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Pemerintah telah menyerahkan pembukaan sekolah tatap muka kepada pemerintah daerah (Pemda) masing-masing, tak lagi berdasarkan zona risiko corona. Keputusan ini berlaku pada semester genap per Januari 2021.
ADVERTISEMENT
Kebijakan itu dituangkan dalam Surat Keputusan Bersama (SKB) 4 Menteri yakni Mendikbud Nadiem Makarim, Menag Fachrul Razi, Menkes Terawan Agus Putranto, dan Mendagri Tito Karnavian.
Tito mengatakan, sekolah yang nantinya diperbolehkan menggelar pembelajaran tatap muka, harus disiplin mematuhi protokol kesehatan. Sehingga tak muncul klaster penularan di sekolah.
"Kita juga harus berikan pre-caution, antisipasi kesiapan agar tatap muka tidak jadi klaster baru di lingkungan pendidikan, termasuk lingkungan pendidikan keagamaan," ujar Tito dalam konferensi pers virtual pada Jumat (20/11).
Menteri Dalam Negeri, Tito Karnavian. Foto: Dok. Kemendagri
Selain itu, kata Tito, mobilitas siswa dari rumah ke sekolah atau sebaliknya juga harus taat protokol kesehatan. Sebab potensi penularan tak hanya terjadi di sekolah, tapi juga di luar sekolah.
ADVERTISEMENT
Ia mencontohkan di Jerman yang banyak siswa tertular corona di luar sekolah. Ia menyebut dari 472 sekolah di Hamburg, Jerman, sebanyak 171 sekolah di antaranya memiliki kasus corona. Dari 171 sekolah tersebut, sebanyak 372 siswa positif corona di mana 78 persen tertular di luar sekolah.
"Kami ingin ada (penerapan protokol kesehatan) yang lebih luas lagi, karena penularan tidak hanya ada di lingkungan sekolah, tapi bisa juga di luar," ucapnya.
Petugas merapikan kursi di ruang kelas SMP 216 Jakarta Pusat, Senin (16/3). Foto: ANTARA FOTO/Nova Wahyudi
Untuk itu, kata Tito, ketika sekolah tatap muka dibuka, mobilitas siswa dari rumah ke sekolah dan sebaliknya harus menerapkan protokol kesehatan. Sehingga perlu didukung pemda setempat dan orang tua siswa.
"Ini artinya sistem transportasi kita, juga Dinas Pendidikan masing-masing bahwa transportasi juga sesuaikan dengan protokol karena akan ada lonjakan penumpang anak-anak sekolah," ucapnya.
ADVERTISEMENT
"Perlu juga peran Diskominfo dan humas di tiap kabupaten/kota dan provinsi untuk lakukan sosialisasi agar anak melakukan proteksi dengan meyakinkan bahwa mereka ikuti protokol kesehatan baik gunakan masker, hand sanitizer, jaga jarak, hindari kerumunan," tutupnya.