Tito Soroti Permainan Uang hingga Uji Kesehatan saat Seleksi Polri

28 Desember 2017 14:44 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kapolri Tito Karnavian (Foto: Iqbal Firdaus/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Kapolri Tito Karnavian (Foto: Iqbal Firdaus/kumparan)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Praktik permainan uang saat rekrutmen anggota Polri kembali terjadi. Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengungkapkan, permainan uang tersebut ditemukan pihaknya di beberapa daerah.
ADVERTISEMENT
Salah satunya kasus permainan uang yang dilakukan Kepala Bidang Kedokteran dan Kesehatan di Polda Sumatera Selatan. Permainan uang dalam seleksi itu terungkap setelah bagian Sumber Daya Manusia (SDM) Polri melakukan penyelidikan.
"Kasus yang ditemukan Pak Arief (selaku) Pak As SDM, adanya rekrutmen di beberapa tempat yang pakai uang. Mohon maaf termasuk Kabiddokesnya, Kabidokkesnya Sumatera Selatan," kata Tito saat memberi sambutan di peresmian Gedung Rawat Inap VIP di RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, Kamis (28/12).
"Main-main rekrutmen pakai uang, ramai masalah dilaporkan, masuk tim turun ke sana. Kemudian tidak tanggung-tanggung, kami pidanakan," imbuh Tito.
Saat ini kasus permainan uang oleh Kabiddokes itu masih diproses oleh Bareskrim Polri. Tito mengingatkan agar para dokter dan tenaga kesehatan di lingkungan Polri untuk berkerja serius sesuai bidangnya dan jangan mencoba hal-hal yang melanggar hukum.
ADVERTISEMENT
Pada proses rekrutmen tahun ini, Tito mengaku menemukan kejanggalan di masalah pemeriksaan kesehatan calon anggota Polri. Kalemdiklat Polri, kata Tito, saat melakukan pengecekan di beberapa Sekolah Polisi Negara (SPN) menemukan calon anggota yang seharusnya tak lolos seleksi.
"Pak Unggung, Kalemdiklat, masuk ngecek beberapa SPN. Ada yang proposalnya osteoporosis 60 persen di Jogja, itu kena osteoporosis siswanya, ada yang sudah patah tulangnya, ada lagi yang kena penyakit liver dan jantung," jelas mantan Kapolda Metro Jaya ini.
Tito memperkirakan masih ada yang kurang baik dalam proses rekrutmen tersebut. "Nah ini saya minta pasukan dari jajaran Pusdokkes (Pusat Kedokteran dan Kesehatan) untuk melakukan evaluasi dan koreksi. Jangan meluluskan orang yang enggak cocok jadi polisi, nanti jadi beban bagi kita," tegas Tito.
ADVERTISEMENT