TNI AU Evakuasi 110 WNI yang Terperangkap di Perang Sudan

27 April 2023 10:41 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
TNI AU evakuasi WNI di Sudan menggunakan Pesawat B-737 TNI AU. Foto: Dok. TNI AU
zoom-in-whitePerbesar
TNI AU evakuasi WNI di Sudan menggunakan Pesawat B-737 TNI AU. Foto: Dok. TNI AU
ADVERTISEMENT
TNI AU telah berhasil mengevakuasi 110 WNI yang terjebak di tengah pecahnya perang Sudan sejak Sabtu (15/4) lalu. Ini adalah evakuasi tahap dua yang dilakukan oleh Direktorat Perlindungan WNI Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) dari Khartoum menuju Port Sudan melalui jalur darat.
ADVERTISEMENT
Para WNI yang terdiri dari laki-laki, perempuan, dan anak-anak itu, diterbangkan menggunakan pesawat Boeing 737 A-7305 milik TNI AU dari Port Sudan menuju posko evakuasi di Jeddah, Arab Saudi.
"Alhamdulillah pada Rabu (26/4) kemarin, evakuasi WNI dapat berjalan lancar. Ini merupakan [evakuasi WNI dari Port Sudan ke Jeddah oleh TNI] tahap pertama, yang akan dilanjutkan beberapa tahap berikutnya, dalam sorties penerbangan dari Port Sudan ke Jeddah," ujar Kepala Dinas Penerangan TNI AU, Marsma Indan Gilang Buldansyah, dalam keterangan tertulisnya, Kamis (27/4).
TNI AU evakuasi WNI di Sudan menggunakan Pesawat B-737 TNI AU. Foto: Dok. TNI AU
Selanjutnya, WNI yang sudah berhasil dievakuasi ke Jeddah, akan kembali ke tanah air menggunakan beberapa pesawat komersial. Sementara pesawat A-7305 akan berada di Jeddah untuk evakuasi lanjutan.
"Nanti setelah di Jeddah ini kemungkinan akan menggunakan pesawat komersial. Kita sementara ini yang darurat dulu. Nanti berikutnya setelah ini kita laksanakan, kita menunggu perintah berikutnya," tutur Panglima TNI, Laksamana Yudo Margono kepada wartawan, usai pimpin apel satgas evakuasi WNI dari Sudan di Lanud Halim Perdanakusuma, Selasa (25/4) lalu.
ADVERTISEMENT

Perang Sudan

Asap mengepul di Omdurman, dekat Jembatan Halfaya, saat bentrokan antara Pasukan Dukungan Cepat Paramiliter dan tentara terlihat dari Khartoum Utara, Sudan, Sabtu (15/4/2023). Foto: Mohamed Nureldin Abdallah/REUTERS
Perang Sudan pecah pada Sabtu (15/4) lalu. Penyebab pertikaian bersenjata dipicu perbedaan pendapat tentang bagaimana cara integrasi kelompok paramiliter Rapid Support Force (RSF) ke dalam militer Sudan.
Perang antara militer Sudan pimpinan Jenderal Abdel Fattah al-Burhan melawan RSF yang diketuai Mohamed Hamdan Dagalo itu melibatkan persenjataan berat sampai pesawat tempur.
Sejauh ini, sudah ada 459 warga sipil yang tewas akibat perang saudara di Sudan. 4 ribu lebih warga lainnya dilaporkan menderita luka-luka. Perang turut pula menghancurkan rumah sakit serta membuat distribusi bantuan kemanusiaan seperti makanan terganggu.
Saat ini pihak-pihak bertikai di Sudan menyepakati gencatan senjata selama 72 jam dimulai dari Selasa (25/4). Gencatan senjata dipakai negara-negara lain, seperti Indonesia, membawa warganya ke luar Sudan.
ADVERTISEMENT