Toko Dirusak Konsumen, Bolehkah Kita Sebar Identitasnya?

Melaporkan seseorang atas dugaan perusakan diperbolehkan sebagaimana aturan hukum yang berlaku. Namun, meski kita yakin seseorang yang kita laporkan itu ialah pelakunya, tapi hal tersebut nantinya akan diputuskan di pengadilan.

Lalu bagaimana bila orang yang diduga melakukan perusakan itu sudah kabur? Bolehkah identitasnya disebar untuk mencari keberadaannya? Apa yang bisa dilakukan?

Misalnya seperti contoh di bawah ini:

Toko kami dirusak oleh salah satu konsumen. Konsumen tersebut sudah kabur. Jika kami mengumumkan di sosial media data pelaku seperti foto konsumen saat kejadian dan foto pelat nomor kendaraannya demi tujuan untuk meminta tanggung jawab, bagaimana hukumnya? Apakah justru kami yang akan terjerat pencemaran nama baik?

Ilustrasi perusakan kaca. Foto: pixabay

Berikut jawaban Sugianto Wibowo, S.H., pengacara yang tergabung dalam Justika:

Pertama-tama dapat saya jelaskan bahwa di dalam dunia hukum dikenal sebuah asas praduga tidak bersalah. Maksudnya adalah setiap orang yang belum diputuskan bersalah oleh Majelis Hakim (dalam persidangan) maka ia tetap dianggap belum bersalah atas suatu perbuatan yang dituduhkan kepadanya.

Terkait dengan pertanyaan Bapak/Ibu, maka guna memenuhi asas di atas serta menjadi warga negara yang baik dan taat hukum, maka disarankan tindakan yang paling tepat adalah melaporkan perbuatan oknum konsumen kepada pihak berwajib dan menyerahkan seluruh bukti yang Bapak/Ibu miliki atas perbuatan oknum konsumen tersebut.

Dalam hal perbuatan pelaku memang benar telah terbukti bersalah secara sah dan meyakinkan di muka persidangan, maka Bapak/Ibu tetap juga dapat menuntut ganti kerugian secara mutlak atas perbuatan pengrusakannya.

Artikel ini merupakan kerja sama kumparan dan Justika