Tokoh dari Berbagai Agama Serukan Toleransi untuk Bangsa

18 November 2019 17:09 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ketua Dewan Pertimbangan MUI, Din Syamsuddin. Foto: Dok. Din Syamsuddin
zoom-in-whitePerbesar
Ketua Dewan Pertimbangan MUI, Din Syamsuddin. Foto: Dok. Din Syamsuddin
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Tokoh lintas agama yang tergabung dalam organisasi Inter Religious Council (IRC) memberi pesan toleransi kepada rakyat Indonesia. Pesan ini adalah wujud perayaan hari toleransi internasional pada Sabtu (16/11) lalu.
ADVERTISEMENT
Ketua Kehormatan Presidium IRC, Din Syamsuddin, mengawali acara dengan memperkenalkan para tokoh dari berbagai agama. Setelah itu, Din membahas toleransi dari sisi agama Islam.
"Saya ingin dari perspektif Islam. Pertama, kemajemukan adalah keniscayaan maka tadi kami angkat dengan penuh rasa syukur bahwa bangsa Indonesia ditakdirkan sebagai bangsa majemuk. Namun, dapat hidup dalam harmoni dan toleransi cukup tinggi," ujar Din di kantor Center For Dialogue and Cooperation Among Civilization (CDCC), Jakarta Selatan, Senin (19/11).
Setelah membuka acara, Din pun mempersilakan tokoh agama lainnya untuk berpesan tentang toleransi. Salah satunya tokoh dari Buddha, Bhikku Indhamedho, tentang pentingnya mengingatkan satu sama lain dalam menjaga kerukunan beragama.
"Tentu sebagai (perwakilan dari) agama Buddha kita selalu mengingatkan bahwa toleransi itu penting sehingga menumbuhkan rasa keakraban di antara kita bersama," katanya..
ADVERTISEMENT
Ada juga perwakilan dari Khonghucu, Rudi Gunawijaya, yang menjelaskan bahwa toleransi tidak sekadar jargon belaka, tapi juga diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.
Pendeta Protestan Jimi Sorbin pun mengatakan hal yang sama.
"Pertama bahwa toleransi bukan suatu niscaya, dia (toleransi) adalah harus diperjuangkan oleh setiap orang yang hidup dalam perbedaan. Di mana perbedaan ada, keharmonisan diperlukan dalam toleransi," tutur Jimi.
Din Syamsuddin. Foto: Efira Tamara/kumparan
"Kedua, bahwa dalam situasi bangsa saat ini (yang) tersegregasi oleh banyak persoalan politik dan ideologi yang dikembangkan, sangat penting untuk kita di hari toleransi internasional ini untuk kembali menguatkan, menyegarkan semangat (tentang toleransi)," tambahnya.
Di kesempatan sama, Romo Heri Wibowo perwakilan dari Katolik, menerangkan bahwa toleransi bukanlah menyatukan persepsi. Namun, menghormati pendapat satu sama lain.
ADVERTISEMENT
"Jadi toleransi tidak bicara tentang mencari persamaan, tapi toleransi itu semakin nampak ketika bisa menghargai dan menghormati apa yang baik dalam agama pihak lain," tutur Heri.
Setelah mempersilahkan semua tokoh memberi pesan tersebut, Din pun menutup acara dengan menjelaskan pentingnya Pancasila dalam bertoleransi.
"Bahwa Pancasila itu adalah kristalisasi nilai-nilai agama," ujar Din.
Din Syamsuddin di KTT ulama dan cendekiawan muslim Foto: ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari
Selain itu, mereka juga memberikan 5 pesan untuk bangsa. Berikut adalah pesannya:
Pesan untuk Bangsa
Dengan rahmat Tuhan Yang Maha Esa. Dalam rangka memperingati Hari Toleransi Internasional 16 November 2019, kami para pemuka agama-agama yang bergabung dalam Inter Religious Council (IRC) Indonesia, dengan memohon petunjuk kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan ini berpesan kepada segenap keluarga besar bangsa:
ADVERTISEMENT
1. Mengajak segenap Keluarga Besar Bangsa mensyukuri rahmat Ilahi atas anugerah-Nya bagi Bangsa Indonesia yang majemuk namun dapat hidup dalam harmoni dan toleransi
2. Toleransi merupakan ajaran agama yang penting. Maka oleh karena itu berpesan kepada segenap pemeluk agama untuk mengamalkan ajaran toleransi dalam kehidupan bersama, yakni dengan menerima perbedaan dan saling menghormati perbedaan-perbedaan itu.
3. Intoleransi adalah fenomena nyala dalam kehidupan bangsa, yang mengejawantah baik dalam pikiran maupun tindakan segelintir anak-anak bangsa. Maka adalah kewajiban bagi kita semua sebagai umat cinta damai dan kerukunan untuk mengajak mereka ke jalan toleransi dan harmoni.
4. Mengajak segenap Keluarga Besar Bangsa untuk mengembangkan budaya toleransi sebagai manifestasi etika keagamaan, baik dalam kehidupan keluarga, masyarakat. maupun bangsa. Sebagai bangsa yang majemuk Bangsa Indonesia menuntut adanya wawasan saling memahami dan menghormati perbedaan antara agama-agama, dan suku-suku bangsa.
ADVERTISEMENT
5. Mendorong komunikasi lintas pemeluk agama untuk memperbanyak perjumpaan, percakapan dan kerjasama guna meningkatkan kualitas kemanusiaan dan lingkungan.
Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa melindungi Bangsa Indonesia dari malapetaka perpecahan.