Tolak Dibubarkan, Imigran Afghanistan Bentrok dengan Security UNHCR Medan

19 November 2021 4:12 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Imigran Afghanistan terlibat bentrok dengan security di depan gedung tempat berkantor UNHCR. Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Imigran Afghanistan terlibat bentrok dengan security di depan gedung tempat berkantor UNHCR. Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Puluhan imigran Afghanistan bentrok dengan security di depan kantor perwakilan Komisioner Tinggi PBB untuk Pengungsi (UNHCR), Kota Medan, Kamis (19/11) malam. Mereka tidak terima dibubarkan setelah 17 hari mendirikan tenda di sana.
ADVERTISEMENT
Upaya mereka menginap di depan kantor UNHCR, meminta agar organisasi itu, segera memindahkan mereka ke negara dunia ke tiga. Namun hingga hari ke-17 UNHCR tidak mau menerima mereka.
Bentrokan sendiri dipicu karena para imigran, diminta membubarkan diri dari areal gedung UNHCR. Tapi mereka tetap berkukuh ingin berjumpa perwakilan UNHCR.
Keadaan semakin runyam lantaran para imigran duduk di kawasan selasar gedung. Keadaan ini dinilai mengganggu kendaraan yang masuk ke lokasi parkir.
Imigran Afghanistan di depan gedung tempat berkantor UNHCR. Foto: Dok. Istimewa
Para security lantas meminta para imigran untuk mundur namun tidak dihiraukan. Adu mulut dan aksi saling dorong antara massa dan security pun terjadi.
Beruntung kericuhan hanya terjadi sebentar, pihak keamanan gedung dan massa sama-sama menurunkan tensinya.
Salah seorang security yang tidak ingin disebutkan namanya, mengaku pihaknya telah melakukan langkah persuasif sejak siang. Namun usaha itu tetap ditolak. Hingga akhirnya bentrokan pecah sekitar pukul 21.25 WIB.
ADVERTISEMENT
“Kami serba salah, nanti kami pukul mundur, di media tayang kami represif dengan pengungsi Afghanistan. Tapi ini kami kecewa juga (kenapa) UNHCR tidak mau turun, jadi seolah kok kami yang dihadapkan sama pengungsi ini. Kami juga tidak mau ada kekerasan,” ujarnya kepada wartawan.
Salah seorang pengunjuk rasa Afghanistan, Ali, mengatakan aksi mereka untuk menuntut agar UNHCR memberangkatkan mereka ke negara ketiga. Sebab sebagian dari pengungsi, sudah 10 tahun berada di Indonesia.
Selama di Indonesia, mereka merasa diabaikan. Selain tidak pernah diberangkatkan ke negara ketiga, ruang gerak mereka di Indonesia juga terbatas.
“Kami manusia, ingin hidup normal,” ujar Ali.
Sedangkan koordinator aksi Muhammad Juma memohon Presiden Joko Widodo mengambil sikap mengenai persoalan yang mereka hadapi. Walaupun di satu sisi mereka berterima kasih ke pemerintah Indonesia yang sudah menampung dan memberikan tempat agar mereka tetap bisa hidup.
ADVERTISEMENT
“Demonstrasi ini menjadi pilihan terakhir. Saya minta tolong sama Pak Jokowi. Bagaimana nasib kami ini ? Kami mau jawaban yang benar, dari UNHCR. Negara kami tidak aman. Kami ingin solusi,” ujar Juma.