Tommy Soeharto: Selama Reformasi 22 Tahun, Pemilu Lebih Prihatin

9 Juli 2020 7:16 WIB
Tommy Soeharto, Ketua Umum Partai Berkarya Foto: Garin Gustavian/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Tommy Soeharto, Ketua Umum Partai Berkarya Foto: Garin Gustavian/kumparan
ADVERTISEMENT
Ketua Umum Partai Berkarya Hutomo Mandala Putra atau Tommy Soeharto memimpin Rapat Pleno DPP dengan tema "Menyatukan Langkah dan Konsolidasi Menuju Sukses Pemilu 2024, Selasa (8/7) malam.
ADVERTISEMENT
Dalam kesempatan itu, Tommy menyoroti penyelenggaraan Pemilu/Pilpres 2019 yang tidak demokratis, bahkan setelah reformasi 22 tahun.
"Selama reformasi 22 tahun, bukan kita lebih baik tapi pemilu lebih prihatin," ungkap Tommy dalam sambutannya.
Tommy Soeharto, di KPU. Foto: Garin Gustavian/kumparan
Tommy kemudian menjelaskan masalah dalam penyelenggaraan Pilpres 2019, mulai dari banyak petugas KPPS yang meninggal hingga kecurangan pengaturan suara pemilih.
"Kita tahu Pemilu 2019 sangat tidak demokratis ada 600 orang petugas meninggal, tapi dianggap seperti binatang yang meninggal, tidak ada proses hukum sama sekali," jelasnya.
"Kita tahu selama 35 hari di PPK (Panitia Pemilihan Kecamatan) harusnya hitung suara tapi nyatanya enggak hitung suara tapi ngatur suara, ini tentunya sangat tidak seusai koridor," imbuhnya.
Titiek Soeharto pindah ke Partai Berkarya. Foto: Antara Foto/Andreas Fitri A.
Tommy merasa prihatin upaya yang dilakukan pihaknya maupun paslon 02 saat itu, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, mengadukan berbagai kecurangan tak membuahkan hasil.
ADVERTISEMENT
"Tapi kita enggak bisa berbuat banyak karena memang bukti hukum yang udah diajukan pun melalui capres atau cawapres RI 02 enggak bisa atasi masalah-masalah tersebut baik sampai ke MK dan sebagainya, jadi ini memprihatinkan buat kita semua," ungkapnya.
Ilustrasi Partai Berkarya Foto: Fitra Andrianto/kumparan
Meski demikian, Tommy tetap bersyukur dengan hasil perolehan suara Partai Berkarya di Pemilu 2019, meski belum mencapai target dan ambang batas 4 persen. Ia mengakui partai lain memang sudah menyiapkan diri sejak lama.
"Kita harus akui kompetitor kita sudah siapkan diri secara matang sehingga mereka dapat lampaui ambang batas 4 persen sedangkan berkarya memperoleh 2,09 persen atau 2.935.519 suara, alasan lain waktu mepet 1 tahun kita siapkan konsolidasi juga sosialisasi ke masyarakat," kata Tommy.
Titiek Soeharto pindak ke Partai Berkarya. Foto: Antara Foto/Andreas Fitri A.
Oleh karena itu, Tommy meminta semua kader dan pengurus Partai Berkarya merapatkan barisan menyongsong Pemilu 2024 mendatang.
ADVERTISEMENT
"Saya lihat potensi raih suara baik, kita harus berupaya kader yang kita usung harus menang hanya dengan itu kita bisa perkuat jaringan di daerah khususnya penyelenggaran pemilu," pungkasnya.
————-----------------------
Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona