TPN Ganjar: RI Sudah Bisa Produksi Kapal Selam, tapi Mundur Beli Mirage Usang

8 Januari 2024 19:49 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pesawat jet tempur Mirage 2000-5 lepas landas di pangkalan militer udara 126 - pangkalan Capitaine Preziosi alias Solenzara, di Ventiseri, di pulau Mediterania Prancis Corsica, untuk misi di Libya pada 24 Maret 2011. Foto: Stephan Agostini / AFP
zoom-in-whitePerbesar
Pesawat jet tempur Mirage 2000-5 lepas landas di pangkalan militer udara 126 - pangkalan Capitaine Preziosi alias Solenzara, di Ventiseri, di pulau Mediterania Prancis Corsica, untuk misi di Libya pada 24 Maret 2011. Foto: Stephan Agostini / AFP
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Deputi Politik 5.0 Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud, Andi Widjajanto, mengatakan langkah Indonesia terkait kemandirian alutsista sudah cukup baik. Indonesia, kata dia, sudah bisa memproduksi kapal selam di PT PAL dengan upaya transfer teknologi dari Eropa dan Korea Selatan.
ADVERTISEMENT
"Pada zaman Pak Habibi itu transfer teknologi tampak-tampak. Dari khasa Spanyol menjadi N (Nurtanio) yang khas PT DI transfer teknologinya. Sekarang ke PT LEN perangkat siber itu sudah bisa transfer teknologi dari Eropa, China sekarang bisa diproduksi di PT Len," ujar Andi di Media Center TPN Ganjar-Mahfud, Gondangdia, Senin (8/1).
"Untuk kapal selam misalnya. Pembuatan rangka kapal selam sudah bisa 100 persen di dilakukan PT PAL itu transfer teknologi dari Korea. Tahun pertama PT PAL yang datang ke Korea. Tahun kedua PT PAL dengan Korea bersama membangun di Surabaya. Tahun ketiga, PT PAL sudah bisa membuat sendiri di Surabaya," tambah dia.
Sebab itu, ia heran atas keputusan capres 02 Prabowo Subianto terkait pembelian Mirage 2000-5 dari Qatar. Menurutnya, ini adalah langkah kemunduran alutsista.
Deputi 5.0 TPN Ganjar-Mahfud Andi Widjajanto. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Mirage tersebut sebelumnya ditolak eks Menhan Juwono Sudarsono pada 2009 saat hendak diberikan gratis (hibah).
ADVERTISEMENT
"Jadi dengan contoh dan best practice itu, kenapa sekarang tiba-tiba ada langkah yang seolah mundur? Misal dengan pembelian Mirage yang betul-betul usang dan ketinggalan teknologi," kata Andi.
"Itu yang betul-betul harus dikoreksi. Sehingga apa yang diinginkan oleh UU Industri Pertahanan dan Kementerian Pertahanan ada timbal beli dan alih teknologi bisa diwujudkan," jelasnya.
Calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto berjabat tangan dengan calon presiden nomor urut 03 Ganjar Pranowo usai debat ketiga Pilpres 2024 di Istora Senayan, Kompleks GBK, Jakarta Pusat, Minggu (7/1/2024). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
Eks Gubernur Lemhanas itu yakin Indonesia sudah mampu untuk memproduksi sendiri alutsista utama.
"Kaya misalnya tank, alat angkut pasukan, kapal permukaan, kapal selam, pesawat angkut, pesawat tempur, generasi 4 setengah, itu mestinya bisa di industri pertahanan," ujar Andi.
"Sekelas SS1, SS2 pasukan regular itu udah wajib dari Pindad. Untuk pasukan khusus dengan spesifikasi khususnya masih belum sepenuhnya, tapi ahli teknologinya di Pindad mulai dilakukan," tandasnya.
ADVERTISEMENT