Trauma Healing untuk Anak-anak Korban Banjir Sentani, Papua

31 Mei 2019 10:36 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Trauma healing untuk anak-anak korban banjir bandang Sentani, Jayapura. Foto: Kitong Bisa Learning Center
zoom-in-whitePerbesar
Trauma healing untuk anak-anak korban banjir bandang Sentani, Jayapura. Foto: Kitong Bisa Learning Center
ADVERTISEMENT
Setiap bencana selalu menimbulkan trauma tersendiri bagi para korban. Apalagi jika bencana tersebut membuat mereka kehilangan keluarganya.
ADVERTISEMENT
Seperti yang dialami para korban banjir bandang Sentani, Jayapura, pada Maret 2019 lalu. Sebagian besar dari mereka saat ini masih tinggal di pengungsian karena kehilangan tempat tinggal. Banjir bandang kala itu menewaskan 112 orang dan lebih dari 90 orang hilang. Warga yang terdampak mencapai lebih dari 11.000.
Trauma healing untuk anak-anak korban banjir bandang Sentani, Jayapura. Foto: Kitong Bisa Learning Center
Trauma masih menempel di benak para penyintas. Bagi mereka, bunyi petir laksana lonceng kematian yang teramat menakutkan. Hujan deras membuat mereka was-was tak bisa tidur, bahkan tak bisa duduk dengan tenang. Bayangan akan banjir bandang yang merenggut nyawa keluarga dan meluluhlantakkan tempat tinggal mereka terus melekat di ingatan.
Untuk membantu memulihkan psikis para korban, kumparan bekerja sama dengan yayasan Kitong Bisa Learning Center, memberikan trauma healing khusus anak-anak. Sasarannya adalah anak-anak yang masih duduk di bangku TK, SD, hingga SMP.
Trauma healing untuk anak-anak korban banjir bandang Sentani, Jayapura. Foto: Kitong Bisa Learning Center
Koordinator trauma healing dari Kitong Bisa, Meyrlin, menjelaskan trauma healing ini dibagi dalam 2 fase. Fase pertama digelar pada Maret-Mei setiap seminggu sekali, yakni pada Sabtu sore. Sedangkan fase kedua akan dimulai lagi pada Juli-Oktober.
ADVERTISEMENT
"Ada sekitar 90 anak yang ikut trauma healing. Setiap sesi kami buat kegiatan berbeda," ujar Meyrlin, Jumat (31/5).
Trauma healing untuk anak-anak korban banjir bandang Sentani, Jayapura. Foto: Kitong Bisa Learning Center
Setiap sesi dimulai dengan ice breaking yang berisi berbagai permainan, kemudian dilanjutkan dengan kegiatan inti. Kegiatan ini juga berbeda di setiap sesi, seperti membaca cerita, menyanyikan lagu, dan berbagai permainan menyenangkan. Selain itu ada juga kelas inspirasi, dan edukasi kesehatan.
"Kami mengundang dokter untuk mengajari cara cuci tangan yang benar, sikat gigi, dan sebagainya," kata Meyrlin.
Trauma healing untuk anak-anak korban banjir bandang Sentani, Jayapura. Foto: Kitong Bisa Learning Center
Meyrlin dibantu 16 orang lainnya dalam satu tim yang memberikan trauma healing kepada anak-anak penyintas. Sebagian biaya trauma healing berasal dari 65 donatur yang menyalurkannya melalui platform Kitabisa. Program peduli korban Sentani ini diinisiasi kumparan.
ADVERTISEMENT