Trump Akan Kirim Ribuan Pasukan Tentara dan Polisi Berjaga di Ibu Kota

2 Juni 2020 8:34 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Amerika Serikat Donald Trump di depan Gereja Episkopal St. John, Gedung Putih, Washington , Amerika Serikat. Foto: REUTERS / Tom Brenner
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Amerika Serikat Donald Trump di depan Gereja Episkopal St. John, Gedung Putih, Washington , Amerika Serikat. Foto: REUTERS / Tom Brenner
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Presiden Donald Trump menyatakan akan mengerahkan ribuan tentara dan polisi bersenjata berat untuk mencegah aksi protes di Washington. Di lokasi tersebut, sejumlah bangunan dan monumen dirusak di sekitar Gedung Putih.
ADVERTISEMENT
"Apa yang terjadi di kota tadi malam benar-benar memalukan," kata Trump dalam pidato nasional ketika gas air mata meledak dan massa terus melakukan aksi protes di jalanan terdekat, Senin (1/6), dilansir AFP.
"Saya mengirim ribuan dan ribuan tentara bersenjata lengkap, personel militer, dan penegak hukum untuk menghentikan kerusuhan, penjarahan, perusakan, penyerangan, dan perusakan properti secara tidak disengaja".
Aksi protes kematian George Floyd di Gedung Putih, Washington DC, AS Foto: Reuters/Jim Bourg
Trump mengecam "aksi teror domestik" setelah protes nasional terhadap kematian George Floyd di tangan anggota polisi terjadi di seluruh negara dan berkembang menjadi kerusuhan.
"Saya ingin penyelenggara teror ini mengetahui bahwa anda akan menghadapi pidana berat dan hukuman yang panjang di penjara," kata Trump ketika polisi terdengar menggunakan gas air mata dan setrum granat untuk memukul mundur massa yang berada di luar Gedung Putih.
ADVERTISEMENT
Ia juga meminta gubernur negara bagian untuk "mengerahkan Pengawal Nasional dalam jumlah yang cukup bahwa kita mendominasi jalanan" sebelum berjalan kaki untuk berfoto di St John's Church, 'gereja para presiden' yang berusia dua abad di seberang Gedung Putih.
Aksi protes kematian George Floyd di Gedung Putih, Washington DC, AS Foto: Reuters/Jim Bourg
Seminggu setelah George Floyd tewas, hasil autopsi mengungkapkan ia tewas setelah Derek Chauvin menjepit lehernya dengan lutut selama hampir 9 menit. Ia dinyatakan tewas karena sesak napas akibat tekanan yang terus menerus.
"Buktinya konsisten dengan asfiksia mekanik sebagai penyebab kematiannya, dan pembunuhan sebagai cara kematian," kata Aleccia Wilson, pakar dari University of Michigan yang memerika tubuh George Floyd dalam keterangannya.
Aksi protes pembunuhan George Floyd tak hanya terjadi di Amerika, namun terjadi juga di sejumlah negara lain. Mereka menuntut agar rasisme dihentikan dan polisi yang terlibat dihukum berat.
ADVERTISEMENT
==========
Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona. Yuk! bantu donasi atasi dampak corona.