Trump Anggap Lockdown Berlebihan, Klaim AS Akan Pulih Sebelum Paskah

25 Maret 2020 10:17 WIB
comment
5
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyampaikan tanggapan tentang virus corona di Gedung Putih, Washington, Amerika Serikat.  Foto:  REUTERS / Jonathan Ernst
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyampaikan tanggapan tentang virus corona di Gedung Putih, Washington, Amerika Serikat. Foto: REUTERS / Jonathan Ernst
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Presiden Amerika Serikat Donald Trump bersikeras tidak akan menerapkan lockdown secara menyeluruh di negaranya. Menurut dia, langkah tersebut berlebihan. Bahkan Trump yakin krisis akibat corona akan berakhir sebelum Paskah bulan depan.
ADVERTISEMENT
Diberitakan Reuters, hal ini disampaikan Trump dalam wawancara dengan Fox News pada Selasa (24/3) waktu setempat. Dia mengatakan, lockdown akan menghancurkan perekonomian AS.
Negara itu, kata Trump, setiap tahunnya telah dihantui wabah flu dan tingginya angka kecelakaan lalu lintas. Namun hal itu tidak sampai membuat AS lockdown, lantas mengapa mereka harus melakukannya saat wabah corona?
Antrean warga saat berbelanja di New York, Amerika Serikat saat kota tersebut sedang lockdown. Foto: REUTERS / Eduardo Munoz
"Kita kehilangan ribuan dan ribuan orang setiap tahun karena flu. Kita tidak menutup negara ini. Kau bisa menghancurkan negara dengan menutupnya," kata Trump.
"Kita kehilangan lebih banyak orang lagi dalam kecelakaan mobil. Kita tidak mengatakan kepada perusahaan mobil 'berhenti membuat mobil'," lanjut dia.
Walau pemerintah pusat AS tidak memberlakukan lockdown, namun kebijakan ini telah diambil oleh beberapa negara bagian, digawangi oleh California dan New York. Beberapa gubernur AS juga mengkritik Trump yang dinilai lambat mengatasi virus corona, termasuk menyalurkan bantuan medis ke negara-negara bagian.
ADVERTISEMENT
Angka penderita corona di AS juga terus bertambah. AS adalah negara dengan jumlah penderita corona terbesar ketiga di dunia, setelah China dan Italia.
Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyampaikan tanggapan tentang virus corona di Gedung Putih, Washington, Amerika Serikat. Foto: REUTERS / Jonathan Ernst
Menurut data RS John Hopkins, ada lebih dari 53 ribu penderita corona di AS, 790 meninggal dunia. WHO telah memperingatkan bahwa AS berpotensi jadi episentrum baru corona.
Namun Trump yang tahun ini kembali berkampanye untuk jadi presiden Amerika Serikat, mengatakan negaranya akan baik-baik saja. Bahkan dia mengatakan, corona di negaranya akan hilang sebelum Paskah pada 12 April mendatang.
"Saya dengan senang hati membuka negara ini dan bersiap untuk Paskah," kata Trump.
=================================
*kumparanDerma membuka campaign crowdfunding untuk bantu pencegahan penyebaran corona virus. Yuk, bantu donasi sekarang!
ADVERTISEMENT