UGM Kerahkan 5.600 Mahasiswa Pantau Pemudik di Yogya untuk Cegah Corona

2 April 2020 20:30 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Aksi demo Hari Pendidikan oleh mahasiswa UGM Foto: Ardhana Pragota/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Aksi demo Hari Pendidikan oleh mahasiswa UGM Foto: Ardhana Pragota/kumparan
ADVERTISEMENT
Seluruh elemen saat ini tengah bahu membahu melawan corona. Tak terkecuali Universitas Gadjah Mada. Salah satu kampus terbesar di Yogyakarta itu akan menerjunkan 5.600 mahasiswa KKN ke desa-desa di DIY. Mereka akan bertugas melakukan monitoring.
ADVERTISEMENT
Irfan Priyambodo Direktur Pengabdian Masyarakat UGM mengatakan KKN masih akan tetap ada tapi bentuknya berbeda kali ini. Salah satunya melakukan monitoring bersama petugas lain dari Desa Tangguh Bencana (Destana) hingga karang taruna untuk memantau pemudik yang datang ke Yogyakarta.
"Beberapa desa sudah mengundang untuk ketemu bagaimana melayani yang baru datang, misalnya checking monitoring suhu, batuk atau tidak," kata Irfan ditemui di Kompleks Pemda DIY usai rapat dengan Gubernur DIY, Kamis (2/4).
Dia menjelaskan sudah mengirim satu orang untuk bertemu dengan satgas-satgas corona. Mereka mengajarkan bagaimana cara menghandle pendatang atau pemudik.
"Kita akan kerjasama dengan komponen di Tagana bisa Destana karang taruna entah siapa pun untuk menggunakan anak KKN ditugaskan monitoring selanjutnya satu orang. tiap desa ada yang memonitor memonitor," kata Irfan.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, Dekan Fakultas Kedokteran UGM Ova Emilia, menjelaskan bahwa dalam diskusinya dengan Pemda DIY membahas bagaimana memanage agar Yogyakarta tetap masuk zona putih bukan zona merah.
Suasana di Jalan Pasar Kembang, Kota Yogyakarta. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
"Harus diprotect agar tidak meluas. upaya yang didiskusikan upaya edukasi sampai desa dan kampung, meningkatkan screening deteksi orang," kata Ova.
Ova menegaskan dengan bertambahnya pasien positif ini harusnya makin terlihat bagaimana cara agar positif tidak meluas.
"Terakhir kita juga mendiskusikan tentang bagaimana dalam kondisi terburuk pelayanan yang berkaitan kesehatan melonjak tinggi bagaimana kita menanganinya," pungkasnya.