UGM: Varian Corona India di Kudus Kemungkinan Sudah Transmisi Lokal

14 Juni 2021 18:19 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Warga yang menggunakan masker melintasi mural yang berisi pesan waspada penyebaran virus Corona di kawasan Tebet, Jakarta. Foto: Ajeng Dinar Ulfiana/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Warga yang menggunakan masker melintasi mural yang berisi pesan waspada penyebaran virus Corona di kawasan Tebet, Jakarta. Foto: Ajeng Dinar Ulfiana/REUTERS
ADVERTISEMENT
Hasil pemeriksaan Whole Genome Sequencing (WGS) yang dilakukan oleh Kelompok Kerja (Pokja) Genetik Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FKKMK) UGM, mendapati virus corona varian Delta (India, B. 1617.2) sudah merebak di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah.
ADVERTISEMENT
Ketua Pokja Genetik FKKMK UGM, dr Gunadi, menyebut bahwa dari hasil pemeriksaan yang keluar 11 Juni lalu didapati 28 dari 34 sampel dari Kudus terkonfirmasi sebagai varian Delta.
Menurutnya, dari fakta tersebut kemungkinan besar transmisi lokal varian delta telah ada.
"Sebelumnya sudah terdeteksi beberapa kasus namun bersifat acak, dan sekarang sudah menjadi klaster di daerah Kudus. Artinya, kemungkinan besar sudah terjadi transmisi lokal di Indonesia, khususnya di Kudus. Tidak menutup kemungkinan transmisi lokal juga keluar dari Kudus," kata Gunadi dalam keterangan tertulisnya, Senin (14/6).
Suasana di Kota Kudus ketika imbauan agar pada 5-6 Juni di rumah saja. Foto: Indra Subagja/kumparan
Dijelaskannya bahwa kategori VoC masuk ke varian Delta apabila memenuhi minimal satu dari tiga dampak yang ditimbulkan, yaitu daya transmisi, tingkat keparahan pasien, dan mempengaruhi sistem imun manusia.
ADVERTISEMENT
Khusus varian Delta ini, Gunadi menimbulkan dampak penularan yang lebih cepat serta mampu mempengaruhi respons sistem imun manusia. Transmisi yang amat cepat ini telah tampak pada kasus di India dan Kudus.
Tidak ada cara lain untuk mencegah penularan corona selain disiplin prokes. Hal itu berlaku kepada semua orang termasuk yang sudah divaksin.
"Meski sudah vaksin, prokes tidak boleh longgar," imbau Gunadi.