Uji Klinis 2 Vaksin Corona yang Rencananya Dipakai di RI Sempat Bermasalah

13 Oktober 2020 10:57 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto saat konferensi pers tentang UU Cipta Kerja di Kemenko Perekonomian, Rabu (7/10). Foto: Kemenko Perekonomian
zoom-in-whitePerbesar
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto saat konferensi pers tentang UU Cipta Kerja di Kemenko Perekonomian, Rabu (7/10). Foto: Kemenko Perekonomian
ADVERTISEMENT
Pemerintah Indonesia terus berburu vaksin corona. Sejumlah perusahaan di berbagai negara pun didekati demi 'senjata' yang diyakini ampuh menangani pandemi COVID-19 itu.
ADVERTISEMENT
Selain sudah meneken komitmen dengan Sinopharm, Sinovac, dan CanSino, Indonesia juga berburu vaksin corona ke Barat. Ada beberapa perusahaan yang dijajaki, di antaranya AstraZeneca dan Johnson & Johnson.
Bahkan untuk AstraZeneca asal Inggris, pemerintah telah memesan 100 juta dosis. Akhir Oktober ini, uang muka sebesar USD 250 juta akan dibayarkan.
"Dan saat sekarang Menkes maupun Menteri BUMN sedang negosiasi final dengan AstraZeneca dan kita menyiapkan untuk pengadaan 100 juta dan itu diperlukan DP sebesar 50 persen atau 250 juta (dolar AS)," kata Menko Perekonomian Airlangga Hartarto usai rapat bersama Presiden Jokowi, Senin (12/10).
Sementara untuk Johnson & Johnson masih dalam tahap penjajakan. Belum ada angka komitmen yang disampaikan pemerintah.
ADVERTISEMENT
Namun ada yang perlu menjadi catatan penting terkait kedua vaksin ini. Yakni uji klinis III mereka sama-sama sempat bermasalah.
Ilustrasi vaksin AstraZeneca. Foto: Dado Ruvic/REUTERS
Untuk AstraZeneca, uji tahap akhir sempat dihentikan karena ada relawan yang mengalami penyakit misterius di tulang belakangnya pada 6 September. Ia pun sempat dirawat di rumah sakit.
Pihak AstraZeneca pun langsung mengevaluasi apa yang terjadi. Uji coba dihentikan demi keselamatan bersama.
Namun, pada 12 September uji coba kembali dilanjutkan. AstraZeneca menyebut, sudah mendapat persetujuan dari komite independen dan regulator internasional.
"Peninjau keamanan telah merekomendasikan kepada Otoritas Pengaturan Kesehatan Obat Inggris (MHRA) bahwa uji coba aman dan dapat dilanjutkan di Inggris," demikian pernyataan AstraZeneca dikutip dari Reuters.
Uji Klinis Johnson & Johnson Juga Dihentikan
Ilustrasi perusahaan Johnson & Johnson. Foto: Mark RALSTON / AFP
Semetara itu, uji klinis vaksin corona Johnson & Johnson di Amerika Serikat (AS) dihentikan sementara pada Senin (12/10). Sebab, ada relawan yang jatuh sakit karena uji klinis ini.
ADVERTISEMENT
"Kami telah menghentikan sementara pemberian dosis lebih lanjut dalam semua uji klinis kandidat vaksin COVID-19 kami, termasuk uji coba Tahap III," kata pihak Johnson & Johnson dilansir Reuters, Selasa (13/10).
Namun, pihaknya tidak bisa menjelaskan penyakit apa yang menimpa relawan tersebut saat menjalani uji klinis.
"Hal seperti ini adalah sesuatu yang wajar dalam uji coba dalam jumlah besar," sambung mereka.
Setelah dievaluasi, Johnson & Johnson akan memberikan informasi lebih lanjut.