Ukraina Larang Penggunaan Vaksin Corona Buatan Rusia: Sputnik V Senjata Hibrida

11 Februari 2021 3:45 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Seorang petugas medis menunjukkan vaksin Sputnik V. Foto: Maxim Shemetov/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Seorang petugas medis menunjukkan vaksin Sputnik V. Foto: Maxim Shemetov/REUTERS
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Ukraina secara resmi melarang pendaftaran vaksin buatan Rusia, Sputnik V, dalam program vaksinasinya.
ADVERTISEMENT
Sejauh ini, Ukraina telah tertinggal dari negara lain dalam program vaksinasi corona yang telah menginfeksi lebih dari 1,25 juta warganya, di mana 23.934 pasien di antaranya meninggal dunia.
Dikutip dari AFP pada Rabu (10/2) waktu setempat, emerintah Ukraina telah berulang kali mengatakan tidak akan menggunakan vaksin Sputnik V lantaran dianggap "senjata hibrida Rusia melawan Ukraina".
Diketahui Rusia dan Ukraina telah berselisih sejak pencaplokan Krimea oleh Rusia pada 2014 dan keterlibatan Moskow dalam konflik di timur Ukraina.
"Pendaftaran vaksin ... produksi yang dilakukan di negara bagian (Rusia) yang dinyatakan parlemen Ukraina sebagai penyerang negara dilarang," bunyi keputusan pemerintah Ukraina.
Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky. Foto: AFP
Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskiy, mengatakan pekan lalu telah mendapatkan 20 juta dosis vaksin dari Institut Serum India dan skema COVAX global.
ADVERTISEMENT
Ia berharap vaksinasi terhadap 41 juta penduduknya bisa dimulai pada pertengahan Februari.
Pada Desember 2020, Ukraina juga sepakat membeli 1,9 juta dosis vaksin Sinovac melalui perantara dengan harga USD 18 per dosis. Ukraina juga berharap mendapat 1,2 juta dosis vaksin AstraZeneca dari Polandia.
Di sisi lain, penegak hukum Ukraina telah mulai menyelidiki apakah pemerintah telah membeli vaksin dengan harga yang di-mark up. Adapun Menteri Kesehatan Ukraina, Maksym Stepanov, mengatakan pemerintah telah terbuka dan transparan tentang pengadaan vaksin.