Ukraina Tuding Rusia Sandera Warga Sipil di Rumah Sakit Mariupol

16 Maret 2022 8:54 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Foto satelit kondisi kerusakan perumahan usai serangan Rusia di Kota Mariupol, Ukraina.  Foto: Maxar Technologies/via REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Foto satelit kondisi kerusakan perumahan usai serangan Rusia di Kota Mariupol, Ukraina. Foto: Maxar Technologies/via REUTERS
ADVERTISEMENT
Ukraina melaporkan pada Selasa (15/3/2022), Rusia telah menyandera dokter dan pasien di Rumah Sakit Perawatan Intensif Regional di Mariupol.
ADVERTISEMENT
Kabar itu dirilis oleh kepala wilayah Donetsk, Pavlo Kyrylenko melalui akun resmi di Telegram. Ia mengaku mendapatkan informasi dari seorang pegawai rumah sakit tersebut.
Sumber itu mengatakan, mustahil bagi mereka untuk melarikan diri. Sebab, penembakan menyeruak di sekitar lokasi. Serangan turut memicu kobaran api di sejumlah titik, sehingga membuat situasi semakin membahayakan.
"Rusia menyandera dokter dan pasien," ujar pegawai tersebut
"Tidak mungkin meninggalkan rumah sakit. Ada penembakan berat, kami tinggal di ruang bawah tanah. Kendaraan belum bisa sampai ke rumah sakit selama dua hari. Gedung-gedung bertingkat tinggi terbakar," sambungnya.
Seorang wanita berjalan di luar rumah sakit bersalin yang rusak akibat penembakan di Mariupol, Ukraina, Rabu (9/3/2022). Foto: Evgeniy Maloletka/AP Photo
Menurut sumber itu, Kremlin tak hanya menyandera warga yang berada di rumah sakit. Serdadu turut menyeret 400 warga sipil dari kediaman mereka ke rumah sakit itu.
ADVERTISEMENT
"Rusia membawa 400 orang dari rumah tetangga ke rumah sakit kami. Kami tidak bisa pergi," ungkap sumber tersebut.
Kyrylenko mengatakan, fasilitas kesehatan itu mengalami kehancuran saat mengadang terjangan di hari sebelumnya. Lantai-lantai bangunan di gedung utama bahkan roboh akibat pembom
an.
Kyrylenko menambahkan, para staf dan pasien kini ditempatkan di ruang bawah tanah. Petugas medis pun masih bekerja untuk merawat pasien. Ia lantas mendesak berbagai pihak agar segera membantu menghadapi situasi genting tersebut.
"Saya mengimbau organisasi hak asasi manusia internasional untuk menanggapi pelanggaran kejam terhadap norma ini, terhadap kejahatan mengerikan terhadap kemanusiaan ini," tulis Kyrylenko.
Foto satelit kondisi kerusakan perumahan usai serangan Rusia di Kota Mariupol, Ukraina. Foto: Maxar Technologies/via REUTERS
Penyanderaan tersebut hanya menambah penderitaan yang menghantui penduduk Mariupol. Mereka telah menyaksikan sebanyak 2.187 warga tewas dalam serangan sejak awal invasi Rusia.
ADVERTISEMENT
Kini, mayat berserakan di jalanan sementara penduduk yang masih bertahan menyusuri sudut-sudut kota untuk mencari makanan dan kayu.
Komite Internasional Palang Merah (ICRC) memperigatkan, waktu untuk menyelamatkan ratusan ribu warga di kota pelabuhan stategis itu kian menipis. Sekitar 400.000 penduduk masih terjebak di kota yang terkepung itu.
Tim lapangan ICRC menerangkan, puluhan ribu keluarga hidup di bawah ancaman berkepanjangan. Mereka berkerumun diselimuti kedinginan dalam tempat perlindungan yang masih berdiri usai terjangan. Pasokan yang mereka miliki pun nyaris tandas.
"Tidak ada pasokan listrik, air dan gas. Artinya tidak ada sarana untuk pemanas," cuit ICRC.
"Beberapa orang masih memiliki makanan, tetapi saya tidak yakin berapa lama itu akan bertahan. Banyak yang melaporkan tidak punya makanan untuk anak-anak," lanjut cuitan itu.
ADVERTISEMENT