UMI Makassar soal Mahasiswa Tewas saat Pengkaderan: Akan Bekukan Senat

25 Juli 2022 11:34 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi mayat. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi mayat. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Pihak Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Muslim Indonesia (FKM UMI) angkat bicara soal kematian mahasiswa berinisial ZA (20) saat mengikuti pengkaderan senat di kawasan Malino, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, Minggu (24/7). Kampus berjanji akan menindak tegas mahasiswa yang terlibat dan membekukan lembaga.
ADVERTISEMENT
"Sanksi untuk panitia? Kita lihat dulu hasil investigasinya, tapi pihak kampus itu pasti akan membekukan kelembagaan (senat)," kata Wakil Dekan FKM UMI, Multazam kepada wartawan, Senin (25/7) pagi.
Multazam mengaku, pengkaderan senat ini memiliki izin dari fakultas. Tetapi sebelum pemberian izin, panitia dan mahasiswa telah membuat beberapa pernyataan terkait keamanan kegiatan tersebut.
"Karena ini kegiatan bukan lagi di kampus, tapi di luar kampus. Mereka pun juga sudah memberikan pernyataan hitam di atas putih sebelum melakukan kegiatan ini," ungkapnya.
Diakuinya, pihak kampus belum mengetahui pasti kronologi peristiwa tersebut. Sebab, panitia masih ditahan di Polsek Tinggimoncong, Gowa, untuk dimintai keterangan.
Pihak kampus mengatakan tidak akan lepas tanggung jawab dalam insiden maut ini. Mereka akan melakukan pendampingan sembari menunggu hasil pemeriksaan dan visum dari kepolisian.
ADVERTISEMENT
"Kalau terhadap oknum mahasiswa ada yang terbukti, yah akan diproses hukum pasti," tandasnya.
Terpisah, ayah korban, Abdul Azis meminta agar pihak UMI Makassar tidak lepas tangan. Menurutnya kampus harus bertanggung jawab dalam pengkaderan senat yang merenggut nyawa anaknya.
"Secara moril harus dipertanggungjawabkan karena mereka (kampus) yang memberikan izin. Ini kegiatan fakultas bukan kegiatan luar kampus," kata Azis.
Selain itu, Azis juga meminta kepada polisi agar mengusut tuntas kematian anaknya.
"Apa pun itu penyebabnya, entah hipotermia atau sebagainya yang jelas terjawab teka-teki itu. Supaya (tidak ada) dugaan saling mencurigai, kita kan tidak tahu," tandasnya.