Umrah Saat Corona: Jemaah Tak Boleh Ambil Sendiri Air Zamzam

13 November 2020 18:04 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana umrah tahap III yang dibuka Minggu, 1 November 2020. Kuota bertambah menjadi 20 ribu jemaah/hari. Foto: GPH.gov.sa
zoom-in-whitePerbesar
Suasana umrah tahap III yang dibuka Minggu, 1 November 2020. Kuota bertambah menjadi 20 ribu jemaah/hari. Foto: GPH.gov.sa
ADVERTISEMENT
Indonesia menjadi salah satu negara yang diberikan keistimewaan pemerintah Arab Saudi untuk kembali melaksanakan ibadah umrah perdana di masa pandemi corona. Berbagai aturan ketat diterapkan untuk memastikan umrah berlangsung aman, termasuk soal aturan pengambilan air zamzam.
ADVERTISEMENT
Air zamzam memang kerap menjadi buah tangan para jemaah dari Tanah Suci. Wakil Ketua Umum Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan Umrah RI (AMPHURI), Azhar Ghazali, mengatakan, para jemaah tetap bisa merasakan bahkan membawa pulang air zamzam namun tak bisa langsung mengambil sendiri dari sumbernya.
Waketum Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan Umrah RI (AMPHURI), Azhar Ghazali, memperlihatkan air zamzam yang dibawa pulang jemaah umrah saat pandemi corona. Foto: kumparan
Azhar mengatakan, air zamzam akan diberikan secara berkala kepada jemaah yang datang ke Masjidil Haram dan Masjid Nabawi, dengan wadah botol kecil.
"Tidak bisa seperti itu (ambil di tempat sepuasnya), jadi air zamzam itu kita peroleh dari petugas sebelum kita masuk kita sudah diberikan air zamzam dalam botol kecil," ujar Azhar dalam acara talkshow kumparan 'Live Corona Update: Umrah, Antara Rindu Baitullah dan Takut Corona', Jumat (13/11).
ADVERTISEMENT
"Kita sebelum masuk minum dulu nanti di dalam ada lagi yang membagikan seperti ini, tapi ada juga dalam bentuk gelas yang mereka pakai yang semacam disemprot. Jadi kita tidak boleh mengambil sendiri, enggak boleh," sambungnya.
Petugas meletakkan botol air zamzam di Masjid Nabawi untuk mereka yang hendak beribadah. Foto: Twitter/@wmngovsa
Tak hanya soal air zamzam, menurut Azhar, pengaturan ketat juga diberlakukan saat jemaah ada di lingkungan Masjidil Haram. Tiap jemaah, kata Azhar, hanya diberikan waktu maksimal selama 3 jam untuk memaksimalkan waktu umrah.
"Kita tetap masuk (Masjid Haram) sesuai aturan protap COVID-19 masuk ke dalam dan diberi waktu hanya kurang lebih 3 jam. Setelah itu kita balik ke hotel lagi," ungkap Azhar.
Sejumlah jemaah melaksanakan tawaf saat umrah kembali dimulai di Masjidil Haram, Makkah, Arab Saudi. Foto: Yasser Bakhsh/REUTERS
Selain itu, jemaah yang menjalankan tawaf di Ka'bah juga harus mengikuti garis yang sudah ditentukan dan saling menjaga jarak. Jemaah juga tak bisa mendekati Ka'bah apalagi mencium Hajar Aswad.
ADVERTISEMENT
"Di dalam kawasan Masjid Haram itu sendiri sudah ada garis atau line yang harus kita atur jaraknya antara jemaah satu dengan jemaah lain dan berputar hanya di line itu saja sendiri dan juga tidak boleh mendekat ke arah Ka'bah apalagi untuk berharap mau mencium Hajar Aswad itu tidak mungkin," terang dia.
Pemasangan stiker yang baru di mataf (area di sekeliling Ka'bah untuk tawaf) dalam rangka social distancing. Foto: Dok. gph.gov.sa
"Ya kita tawaf pelan-pelan saja sambil menikmati kan waktu kita diberi 3 jam, dengan waktu 3 jam itu kan cukup lumayan untuk kita apalagi dengan kondisi tidak terlalu banyak orang kita lebih khusyuk dalam beribadah," pungkas Azhar.
----------------------------------
Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona