UNICEF: 10 Juta Anak Indonesia Terimbas Kebakaran Hutan

Proses pemadaman kebakaran hutan dan lahan di Riau. Foto: Faiz Zulfikar/kumparan

Kebakaran hutan dan lahan di Indonesia menyebabkan hampir 10 juta anak terpapar polusi udara.

Dana Anak-anak Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNICEF) mengatakan, 10 juta anak Indonesia di bawah 18 tahun hidup di wilayah yang terimbas kabut asap di Sumatera dan Kalimantan.

Seperempat dari estimasi itu berusia lima tahun. UNICEF menyebut, anak-anak kecil menjadi kelompok paling rentan lantaran sistem kekebalan tubuh yang belum terbangun.

Selain itu, UNICEF menyatakan bila seorang ibu hamil menghirup udara tercemar, maka berpotensi melahirkan prematur dan bayi yang dilahirkan kehilangan berat badan.

Proses pemadaman kebakaran hutan dan lahan di Riau. Foto: Faiz Zulfikar/kumparan

"Kualitas udara yang buruk menjadi tantangan berat dan terus terjadi di Indonesia," peneliti UNICEF Deboar Comini seperti dikutip dari AFP, Selasa (24/9).

"Tiap tahun, jutaan anak menghirup udara beracun yang mengancam kesehatan dan dapat membuat mereka tidak sekolah dan juga dapat mengakibatkan kerusakan fisik dan kognitif seumur hidup," sambung dia.

Dari laporan program pengamatan bumi Uni Eropa, The Copernicus Atmosphere Monitoring Service, kebakaran hutan di Indonesia pada tahun ini melepaskan banyak karbon dioksida ke atmosfir hampir sama seperti tahun 2015 lalu.

Kebakaran hutan di Sumatera dan Kalimantan tidak hanya berdampak buruk bagi Indonesia. Namun, terimbas ke negara-negara tetangga, yaitu Singapura dan Malaysia.

Sama seperti di Indonesia, kualitas udara di Singapura dan Malaysia memburuk. Bahkan pekan lalu, sekolah-sekolah di kedua negara itu sempat diliburkan sementara waktu.