Simulasi Uji Klinis Vaksin COVID-19-Corona-Unpad

Unpad: Orang Disuntik Vaksin Corona Masih Bisa Kena, tapi Mayoritas Terlindungi

12 Agustus 2020 17:29 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petugas kesehatan bersiap melakukan simulasi uji klinis vaksin COVID-19 di Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran, Bandung, Jawa Barat, Kamis (6/8). Foto: Ajeng Dinar Ulfiana/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Petugas kesehatan bersiap melakukan simulasi uji klinis vaksin COVID-19 di Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran, Bandung, Jawa Barat, Kamis (6/8). Foto: Ajeng Dinar Ulfiana/REUTERS
ADVERTISEMENT
Manajer Lapangan Riset Uji Klinis Vaksin COVID-19 Universitas Padjadjaran (Unpad), dr Eddy Fadliyana, menyebut ada beberapa kriteria agar vaksin corona Sinovac bisa lolos uji klinis tahap ketiga.
ADVERTISEMENT
Di antaranya, vaksin itu bisa dikatakan berhasil apabila tidak banyak relawan yang mengalami efek samping yang berat. Kemudian antibodi di tubuh para relawan harus muncul setelah vaksin disuntikkan.
"Lalu dilihat efikasinya, jadi nanti kelompok yang divaksin itu kelihatan tidak terkena infeksi virus COVID-19 selama enam bulan (proses uji klinis)," kata Eddy dilansir Antara, Rabu (12/8).
Menurutnya, setelah vaksin itu melalui tahap kedua dan ketiga uji klinis, vaksin itu 90 persen lebih dinilai bisa melindungi dari infeksi COVID-19. Meski begitu, ia tak menampik masih ada potensi orang yang divaksinasi masih bisa terkena COVID-19.
"Masih bisa terkena infeksi, tapi sebagian besar terlindungi," kata Eddy.
Petugas kesehatan menunjukan vaksin saat simulasi uji klinis vaksin COVID-19 di Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran, Bandung, Jawa Barat, Kamis (6/8). Foto: M Agung Rajasa/ANTARA FOTO
Menurut Eddy, antibodi di tubuh akan timbul dalam 14 hari setelah penyuntikan vaksin corona kedua. Dalam proses uji klinis itu, para relawan memang menempuh dua kali penyuntikan vaksin.
ADVERTISEMENT
Lalu dalam enam bulan ke depan, tim riset bakal melihat perkembangannya terkait berapa jumlah relawan yang terkena COVID-19 dan yang tidak. Selain itu, relawan juga diperiksa antibodinya.
"Dalam enam bulan itu kita lihat, apakah menurun atau masih tinggi antibodinya dan kejadian efek sampingnya," kata Eddy.
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten