apartemen Syariah Indonesia LLC, Hartadinata Harianto

Upaya kumparan Telusuri Dugaan Kejanggalan Perusahaan Hartadinata

13 Desember 2019 13:20 WIB
comment
11
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana peresmian apartemen Syariah Indonesia LLC pimpinan Hartadinata Harianto di daan mogot, Jakarta Barat. Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Suasana peresmian apartemen Syariah Indonesia LLC pimpinan Hartadinata Harianto di daan mogot, Jakarta Barat. Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
Sebuah broadcast di WhatsApp kami terima pada pagi buta, pukul 03.00 waktu Indonesia, Kamis (12/11). Pengirimnya adalah Shamsi Ali, ustaz asal Indonesia yang jadi imam besar di New York, Amerika Serikat. Dengan awal kalimat yang menegangkan "Umat Tertipu..." broadcast Shamsi itu menarik perhatian kami.
ADVERTISEMENT
Shamsi mengimbau masyarakat untuk berhati-hati dengan perusahaan investasi properti milik Hartadinata Harianto, Stern Resources (SR) dan Syariah Indonesia (SI). Imam kelahiran Sulawesi ini mengatakan Hartadinata berbohong, perusahaannya abal-abal, bahkan Shamsi telah melakukan riset kecil-kecilan soal kejanggalan perusahaan tersebut. Shamsi juga mengatakan dia pernah jadi korban penipuan ayah Hartadinata, Richard Harianto atau Tjandra Harianto.
Pemimpin Redaksi kumparan Arifin Asydhad ingin agar tuduhan tersebut diselidiki. Akhirnya terbentuk tim kecil yang terdiri dari Denny Armandhanu, Rizki Baiquni, Fadjar Hadi, dan Nur Khafifah untuk mengusut perusahaan itu. Mereka bagi-bagi tugas untuk mencari tahu seluk-beluk Stern dan soal Hartadinata.
Ustaz Shamsi Ali. Foto: Dok. Istimewa
Penelusuran Perusahaan
Hal pertama yang dilakukan adalah mencari tahu soal Hartadinata. Baiquni melakukan penelusuran internet dan menemukan pemberitaan soal Harta dipenuhi ulasan positif. Muda, cerdas, dan kaya adalah tiga hal yang melekat pada sosok berusia 25 tahun ini.
ADVERTISEMENT
Jejak Hartadinata yang paling personal dia temukan dalam sebuah buku di Google Books berjudul 'Rahasia Belajar Lulusan Terbaik Bard High School' (2013). Buku itu ditulis oleh Harta, bercerita tentang kisahnya yang bisa bersekolah di Bard High School, sekolah prestisius yang didirikan Bill Gates. Tak sembarang orang bisa sekolah di sana.
Hartadinata Harianto. Foto: Instagram/@hartadinata_harianto
Dari pencarian terhadap Harta pula, Baiquni tahu bahwa Harta banyak bertemu sejumlah tokoh nasional. Mulai dari politikus hingga pemuka agama. Misalnya, ada foto yang menunjukkan ia sedang bersama Ketua MPR Bambang Soesatyo hingga ulama NU Gus Miftah.
Tulisan pertama soal Hartadinata oleh Baiquni naik pukul 10.30 dengan judul "Hartadinata Harianto dan Stern Resources Group yang Mencuri Perhatian".
ADVERTISEMENT
Baiquni mengaku kesulitan ketika mencari tahu soal Stern. Pasalnya, tidak banyak referensi di internet untuk perusahaan tersebut. Usai scroll sana-sini, Baiquni menemukan halaman Facebook Stern Resources Group. Untuk perusahaan investasi asal AS, foto-foto yang diunggah halaman facebook itu tak meyakinkan.
Resolusi foto yang rendah membuat foto yang ditampilkan menjadi agak buram. Di halaman Facebook, tertera website perusahaan dengan alamat sternr.com. Tak banyak informasi yang kami temukan di sana. Kecuali satu hal, bahwa alamat kantor di New York yang tertera di website tersebut tak ada di Google Maps.
Tangkapan layar struktur organisasi Sinergi Stern Investindo. Foto: Dok. Ssinvesindo
Baiquni juga menemukan alasan mengapa website resmi perusahaan itu tak terindeks di Google. Itu karena meta tag yang dimiliki website itu tak pernah diubah. Meta tag sendiri merupakan ringkasan suatu website. Idealnya, meta tag diisi oleh keterangan website Stern Group. Misal bahwa Stern adalah perusahan investasi dan lain sebagainya. Dengan meta tag, Google akan lebih mudah mengindeks website tersebut. Nah, persoalannya meta tag sternr.com adalah meta tag template. Jadi isinya seputar ringkasan template seperti website yang baru dibuat.
ADVERTISEMENT
Kisah kesulitan Baiquni menelusuri perusahaan ini naik pada pukul 13.10 dengan judul "Sulitnya Menelusuri Jejak Stern, Perusahaan Investasi Hartadinata"
kumparan juga telah membuktikan klaim Shamsi bahwa perusahaan SSI terdaftar di New York. Berdasarkan penelusuran catatan perusahaan di negara bagian New York, Stern Resources didirikan pada 2015, Sinergi Stern Resources didirikan pada Desember 2018, sedangkan Syariah Indonesia pada Agutus 2019. Shamsi mengatakan, mudah saja mendaftarkan perusahaan-perusahaan itu di New York.
Tiga perusahaan Hartadinata Harianto yang terdaftar di New York. Foto: Dok. appext20.dos.ny.gov
Tulisan kedua naik tidak lama kemudian, soal tuduhan Shamsi Ali berjudul "Shamsi Ali Unggah Kejanggalan Investasi Syariah Hartadinata Harianto", disusul oleh tulisan ketiga "3 Kejanggalan Investasi Syariah Hartadinata Harianto versi Shamsi Ali". Dalam kedua tulisan itu, kami telah berusaha menghubungi dan mendatangi kantor Stern di Jakarta untuk meminta klarifikasi, namun tidak berhasil.
ADVERTISEMENT
Alamat kantor Stern diperoleh dari situs Sinergi Stern Investindo (SSI) yang disebut sebagai mitra Stern Resources di Indonesia. Pada situs tersebut, terpampang foto Hartadinata dan Ismail R Harahap, Direktur Utama Stern.
Menghubungi Narasumber dan Mendatangi Lokasi
Ketika kantor Stern dihubungi melalui telepon pada pukul 09.17 WIB, seorang perempuan mengaku resepsionis bernama Lia -yang belakangan diketahui bernama lengkap Amalia- mengatakan Hartadinata sedang di luar negeri, sedangkan Ismail sedang meninjau proyek di luar. Fadjar Hadi lantas mengutus Muhammad Darisman ke kantor tersebut yang terletak di Plaza Simatupang, Jakarta Selatan.
Suasana kantor Sinergi Stern Investindo, LLC di Plaza Simatupang. Foto: Muhammad Darisman/kumparan
Untuk sebuah perusahaan investasi yang berbasis di New York, kantor tersebut terbilang kecil dan hanya terlihat sedikit sekali karyawan. Tulisan Darisman diunggah dengan judul "Menyambangi Kantor Milik Hartadinata, Perusahaan yang Disebut Janggal".
ADVERTISEMENT
Khafifah mengkoordinir reporter di Bandung, Rachmadi Rasyad, dan Surabaya, Yuana Fatwalloh. Hartadinata terakhir kali terlihat di Bandung, memberikan ceramah umum di Universitas Padjadjaran. Sedangkan di Surabaya, dia pernah terpotret meresmikan Syariah Indonesia di Pondok Pesantren Nurul Khidmah.
Rachmadi kesulitan mendapatkan informasi dari Unpad karena pihak Hartadinata meminta semua pemberitaan tentang dia di-hold. Dia berjanji akan memberikan foto-foto dan press release setelah diizinkan oleh pihak Harta.
Kesulitan juga dialami Yuana. Pihak Ponpes tidak ada yang mau diwawancara. Petugas di Ponpes menyebut pengurus Ponpes sedang tidak ada di lokasi dan tidak mau memberi kontaknya. Petugas itu terlibat sebagai panitia konsumsi saat peresmian SI LLC, namun dia tak mengerti acara tersebut tentang apa.
Suasana peresmian apartemen Syariah Indonesia LLC pimpinan Hartadinata Harianto di daan mogot, Jakarta Barat. Foto: Dok. Istimewa
Khafifah juga menghubungi beberapa tokoh yang dipajang fotonya di akun Stern atau Hartadinata, di antaranya Yusuf Mansur dan Gus Miftah.
ADVERTISEMENT
kumparan berhasil mendapatkan nomor kontak Hartadinata dan ayahnya Tjandra dari berbagai sumber di Bandung dan Surabaya. Sebagai bentuk kerja jurnalistik, Fadjar dan Baiquni menghubungi kedua nomor berkode telepon Amerika Serikat tersebut, dan ternyata benar milik mereka.
Fadjar menghubungi Tjandra yang diketahui tengah berada di New York melalui WhatsApp pada pukul 10.30 WIB. Hingga pukul 11.00 WIB belum ada respons dari Tjandra. Fadjar berpikir, ini terjadi akibat perbedaan waktu, di AS saat itu hampir tengah malam.
Tanpa disangka sekitar pukul 11.13 WIB, Tjandra membalas pesan itu. Dia menyapa dengan ramah dan bersedia memberikan profil Hartadinata melalui email, yang langsung dilakukan oleh Fadjar. Hingga pukul 14.00 atau hampir tiga jam, tidak ada balasan.
ADVERTISEMENT
Fadjar kembali menghubungi Tjandra pada pukul 14.30. Ia berdalih banyak pesan masuk yang diterimanya terkait ucapan selamat. Saat itu kami belum menyadari ucapan selamat yang dimaksud yakni terkait peresmian pembangunan lanjutan Apartemen Point 8 di daerah Daan Mogot, Jakarta Barat.
“Mohon maaf telepon masuk terus mengucapkan selamat. Barusan WA ke Bapak Harta, silakan,” ucap Tjandra.
Tangkapan layar google street view Apartemen Point 8 Daan Mogot, Jakarta Barat. Foto: Dok. Istimewa
Kepada Fadjar, Tjandra juga meminta dukungan untuk kemajuan ekonomi syariah di Indonesia. “Mohon support supaya ekonomi syariah bisa lebih maju di Indonesia,” kata dia.
Sementara Fadjar menghubungi Tjandra, Baiquni berhasil menghubungi Hartadinata sekitar pukul 13.00 WIB. Bersandar laporan dari Lia, resepsionis kantor SSI di Jakarta, Hartadinata ada di luar negeri, diduga New York, sehingga Baiquni menyapa "Selamat malam" lantaran perbedaan waktu.
ADVERTISEMENT
Setelah menunggu sekitar satu jam, Harta membalas pada pukul 14.26. Di luar dugaan, Harta membalas 'Selamat siang', menandakan dia ada di Indonesia.
Ketika ditanya soal kejanggalan perusahaan investasinya, Harta tidak secara langsung membantahnya, dia hanya menjawab "tolong dinilai sendiri" sembari mengirimkan dua foto gedung, tanpa memberitahukan nama dan alamat gedung tersebut, sebuah teka-teki yang harus kami pecahkan.
Foto yang dikirim Hartadinata. Foto: Dok. Istimewa
Kami lantas melakukan penelusuran digital untuk mengetahui lokasi pasti gedung tersebut. Berdasarkan penyelidikan bentuk bangunan di sekitarnya, termasuk salah satu masjid, menggunakan Google Maps, kami menemukan bahwa bangunan itu ada di Daan Mogot. Fadjar langsung menggeser Darisman untuk menuju lokasi.
Soal respons Hartadinata bisa dibaca di cerita ini: "Tudingan Investasi Janggal, Hartadinata Kirim Foto Point 8 Daan Mogot"
ADVERTISEMENT
Hal yang unik adalah, rupanya pukul 11.00 ada peresmian di gedung tersebut secara besar-besaran tanpa mengundang media. Gedung itu sendiri adalah proyek Apartemen Point 8 yang telah mangkrak pembangunannya selama delapan tahun.
Yang lebih mengejutkan lagi, Harta turut meresmikan gedung tersebut. Kehadiran Harta dikonfirmasi oleh ayah Harta, Tjandra Harianto, saat ditanya secara paralel oleh Fadjar Hadi.
Dari penemuan tersebut kami mengetahui bahwa Lia memberikan informasi salah soal keberadaan Hartadinata. Belakangan kami dihubungi Lia yang mengakui kesalahannya, dan mengatakan perusahaannya tidak terkait dengan Hartadinata. Akan diulas di bawah.
Apartemen Syariah Indonesia LLC pimpinan Hartadinata Harianto di daan mogot, Jakarta Barat. Foto: Dok. Istimewa
Tim redaksi desk ekonomi dan bisnis kumparan juga telah melakukan penyelidikan dengan mendatangi kantor Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) di Gatot Subroto, Jakarta Selatan, sekitar pukul 14.30. Perusahaan asing seperti Stern wajib terdaftar di BKPM, salah satunya dibuktikan dengan adanya Nomor Induk Berusaha (NIB). Hasilnya, perusahaan tersebut tidak terdaftar di BKPM.
ADVERTISEMENT
Padahal menurut Deputi bidang Kerjasama Penanaman Modal BKPM, Wisnu Wijaya Soedibjo, izin usaha bagi perusahaan asing yang investasi ke dalam negeri itu wajib.
Klarifikasi yang Tak Kunjung Datang
Denny dihubungi oleh manajer Stern Resources bernama Melissa pada pukul 14.10. Melissa memprotes pemberitaan soal Hartadinata. Dia mempertanyakan bukti tuduhan tersebut. Denny lantas merinci upaya kru kumparan dalam mencari konfirmasi atas tuduhan itu.
Melissa yang mengaku tengah berada di Bali lantas mengatakan akan memberikan klarifikasi tertulis berisikan bantahan atas tuduhan tersebut.
Pada Kamis itu, empat kali Melissa menghubungi kumparan menanyakan soal kebenaran berita. Setiap kali dia menelepon, kumparan selalu meminta klarifikasi perusahaannya atas berita tersebut yang belum juga diberikan. Melissa terus menjanjikannya, bahkan mengaku sudah membuat drafnya, namun belum dikirim lantaran sibuk meeting.
ADVERTISEMENT
Dia juga memprotes mengapa pemberitaan kumparan diterbitkan bertepatan dengan "launching" tanpa dia memberi tahu launching apa yang dimaksud. Ternyata launching itu adalah proyek Point 8 di Daan Mogot. Dalam acara tersebut, Melissa juga berada di tempat itu, dia mengaku langsung terbang ke Bali setelah acara itu rampung.
Melissa terakhir menelepon pada pukul 18.44 WIB. Dia mengatakan, "berdasarkan instruksi dari kantor pusatnya di New York" mereka tidak akan memberikan klarifikasi lagi. Ketika ditanya alamat kantor mereka di New York, Melissa tidak memberikannya, malah menyuruh kumparan menanyakan ke Tjandra.
Suasana peresmian apartemen Syariah Indonesia LLC pimpinan Hartadinata Harianto di daan mogot, Jakarta Barat. Foto: Dok. Istimewa
Melissa mengatakan alasan pihaknya tidak memberikan klarifikasi karena hal itu telah diberikan oleh OJK yang berkunjung ke kantor Stern di New York, dan klarifikasi bahwa SSI tidak terkait dengan SR.
ADVERTISEMENT
Namun pihak Melissa tidak memaparkan klarifikasi soal tuduhan Shamsi yang menyatakan ada kejanggalan pada perusahaan Hartadinata.
Melissa juga mengirimkan potongan kliping artikel koran melalui WhatsApp kepada kumparan. Dalam artikel disebutkan bahwa Stern Resources Group, perusahaan investasi Harta, mendapatkan pengakuan dari OJK sebagai the real investor dan memiliki projects record yang valid.
Kliping artikel dari pihak Hartadinata Foto: Dok. Istimewa
kumparan melakukan penelusuran berita pada kliping tersebut. Tertulis pada kliping "Surya Indo", nama media itu tidak tercatat di daftar media terverifikasi Dewan Pers. Selain itu, untuk layout koran, judul yang tertera terlalu panjang. Mencurigakan.
Ketika ditanya dari mana koran itu berasal, Melissa mengaku lupa dan mengatakan akan berkoordinasi dengan kantor pusat di New York. Sementara OJK Bantah Klaim yang tertulis dalam kliping itu.
ADVERTISEMENT
kumparan telah meminta wawancara khusus dengan Hartadinata untuk lebih jelas bertanya dan agar yang bersangkutan lebih gamblang menjelaskan. Melissa menyanggupi, mengatakan akan menjadwalkannya segera.
Terkait klarifikasi bahwa SSI tidak terkait dengan SR disampaikan oleh Amalia, resepsionis SSI, melalui telepon kepada kumparan pada pukul 15.17 WIB. Dia mengaku sekretaris korporasi yang merangkap resepsionis. Dia juga mengirim mengklarifikasi secara tertulis dalam surat tanpa kop dan stempel bahwa perusahaannya tidak terkait dengan SR.
Menurut Amalia, SR memang menjanjikan investasi namun tidak terealisasi hingga saat ini. Ketika dikonfirmasi soal kantor di Simatupang, Melissa juga telah mengatakan bahwa itu bukan kantor mereka.
Pantau terus kelanjutan berita ini di collection "Misteri Investasi Hartadinata"
ADVERTISEMENT
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten