Upaya Warga Selamatkan Pasutri di Kampung Pulo Sebelum Tewas Terbakar

3 Januari 2020 12:08 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Rumah di lokasi terdampak banjir Kampung Pulo yang terbakar pada Kamis (2/1) malam. Foto: Muhammad Darisman/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Rumah di lokasi terdampak banjir Kampung Pulo yang terbakar pada Kamis (2/1) malam. Foto: Muhammad Darisman/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sepasang suami istri tewas dalam kebakaran rumah di Kampung Pulo, Jakarta Timur, Kamis (2/1) pukul 22.00 WIB. Saat kejadian, rumah pasangan Iskandar (40) dan Maimunah (35) yang terletak di RT 12/ RW 3 juga sedang dilanda banjir.
ADVERTISEMENT
Api datang datang diduga dari lilin yang mereka nyalakan karena listrik PLN mati akibat banjir.
Kondisi banjir ini menjadi salah satu penyebab warga kesulitan menyelamatkan Iskandar dan Maimunah. Ditambah rumah yang terletak di tengah permukiman padat itu digenangi lumpur.
Egi, salah satu tetangga yang berada di lokasi saat kejadian, mengungkapkan Is --panggilan Iskandar-- sempat menampakkan wajah di jendela lantai dua rumahnya.
Rumah di lokasi terdampak banjir Kampung Pulo yang terbakar pada Kamis (2/1) malam. Foto: Muhammad Darisman/kumparan
“Dia sempat nongol di jendela si Is, kagak sempat teriak,” ujar Egi kepada kumparan di Kampung Pulo, Jumat (3/1).
Egi dan beberapa rekannya sempat menyodorkan tangga dan meminta Is untuk melompat dari kamarnya. Tetapi, Is tak kunjung melompat diduga karena mempertimbangkan keselamatan istrinya yang tengah hamil lima bulan.
“Dikasih tangga sama teman, ‘Is lompat, Is lompat’, dia enggak lompat, kayak orang bingung. Habis itu masuk lagi dia ke kamar, mungkin mikirin istrinya yang hamil, dia celingak-celinguk doang,” tutur Egi.
Rumah di lokasi terdampak banjir Kampung Pulo yang terbakar pada Kamis (2/1) malam. Foto: Muhammad Darisman/kumparan
“Iya sempat disodorin tangga juga si Is, cuma istrinya lagi hamil 5 bulan,” timpal Yusuf, tetangga yang lainnya.
ADVERTISEMENT
Seorang tetangga lain, Effendi, juga sempat berupaya memadamkan api dari lantai dua rumahnya, yang terletak persis di belakang rumah korban dengan air seadanya. Effendi juga sempat mendengar suara teriakan Maimunah meminta pertolongan.
“Munah sempat teriak-teriak minta tolong,” ujar Effendi.
Effendi merespons teriakan minta tolong Maimunah dengan bilang akan membantu memadamkan api sebisa mungkin. Sedangkan warga mencoba berkomunikasi dan menyodorkan tangga kepada Is, yang sempat mengintip keluar dari jendala kamar.
Sayangnya, usaha mereka tak membuat korban tertolong. Saat api padam sekitar pukul 01.00 WIB dini hari, Maimunah dan Iskandar sudah dalam keadaan meninggal.
“Saya nyemprot dari lantai dua rumah saya. Pas api padam mereka sudah meninggal. Kulitnya pada putih, merah kebakar,” ucap Effendi.
ADVERTISEMENT