Update BNPB: 30 Orang Meninggal Akibat Banjir dan Longsor Jabodetabek
ADVERTISEMENT
Banjir yang melanda Jabodetabek sejak Rabu (1/1) menelan korban jiwa. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) per Kamis (2/1) pukul 21.00 WIB melaporkan jumlah korban jiwa mencapai 30 orang.
ADVERTISEMENT
Korban meninggal terbanyak berada di Kabupaten Bogor berjumlah 11 orang, disusul Jakarta Timur sebanyak 7 orang, Kota Bekasi dan Depok masing-masing 3 orang, dan masing-masing 1 orang untuk Jakarta Pusat, Jakarta Barat, Kabupaten Bekasi, Kota Bogor dan Kota Tangerang.
Adapun penyebabnya, sebanyak 17 orang meninggal karena terseret arus banjir. Sementara 5 orang tertimbun longsor, 5 orang tersengat listrik dan 3 orang hipotermia.
Kepala BNPB Doni Monardo mengimbau agar warga yang rumahnya masih terendam dan masih bertahan di rumah, segera evakuasi ke tempat aman. Jika kondisi banjir sudah surut, maka boleh kembali ke rumah masing-masing.
“Utamakan keselamatan jiwa terlebih dahulu dibanding harta,” ujar Doni dalam keterangan tertulis.
Untuk prediksi hujan, BMKG menyatakan hujan deras masih akan berlangsung sampai 10 Januari 2020.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, data Kemensos menunjukkan sebanyak 26 orang menjadi korban meninggal dunia akibat banjir dan longsor di Jabodetabek.
Korban termuda merupakan balita berusia 5 tahun bernama Carli, warga Kampung Sinar Harapan, Desa Harkat Jaya, Kecamatan Sukajaya, Bogor yang meninggal karena terseret arus banjir.
Sedangkan korban paling tua yakni Siti Hawa (72), warga Kelurahan Cipinang Melayu, Jakarta Timur. Ia meninggal karena hipotermia.
Dilansir Antara, Kemensos akan memberi santunan kepada keluarga korban banjir sebesar Rp 15 juta bagi masing-masing ahli waris.
"Kami ke sini untuk memastikan bantuan sudah memadai. Dan kami harapkan bantuan yang telah diberikan bisa mencukupi kebutuhan di sini," kata Mensos Juliari Batubar di pelataran masjid Universitas Borobudur, Jakarta Timur, Kamis (2/1).
ADVERTISEMENT