Update Corona Jakarta 6 April 2022: Tambah 217 Kasus, 2 Meninggal

6 April 2022 20:57 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mural bergambar ajakan menggunakan masker di New Delhi, India. Foto: Sajjad Hussain/AFP
zoom-in-whitePerbesar
Mural bergambar ajakan menggunakan masker di New Delhi, India. Foto: Sajjad Hussain/AFP
ADVERTISEMENT
Kasus positif COVID-19 di DKI Jakarta kembali naik. Terhitung dari hari Rabu (6/4), terdapat penambahan kasus positif COVID-19 menurun drastis di angka 217 kasus.
ADVERTISEMENT
Temuan kasus pada hari ini lebih rendah jika dibandingkan temuan Selasa (5/4), dengan capaian 567 kasus. Dengan penambahan kasus ini, secara kumulatif kasus positif di Jakarta kini mencapai 1.241.431 kasus.
Sedangkan, positivity rate di Jakarta terakhir pada Selasa (5/4), masih berada di angka 8,4 persen. Angka ini turun 0,8 persen dibandingkan Senin (4/4) lalu.
Untuk saat ini ada 2 kasus pasien meninggal akibat COVID-19 dengan total pasien secara keseluruhan sebanyak 15.207 orang.
Untuk data pasien yang dinyatakan sembuh pada hari yang sama, bertambah 534 orang. Dengan total 1.220.769 orang dinyatakan sembuh.
Sedangkan, untuk pasien yang sedang menjalani perawatan di rumah sakit bertambah 77 orang. Dan total pasien yang masih dirawat sekarang jadi 741 orang. Pasien yang menjalankan isolasi mandiri di hari yang sama bertambah 294 kasus, dan kini jumlahnya menjadi 4.714 pasien.
ADVERTISEMENT
Artinya, kasus aktif yang ada di Jakarta masih di angka 5.455 orang. Angka ini naik sebanyak 217 kasus dari hari sebelumnya.
Kondisi perkembangan kasus Covid-19 di DKI Jakarta yang masih belum menurun secara signifikan membuat Dinas Kesehatan DKI Jakarta terus mengimbau masyarakat untuk tetap menggunakan masker, dan mematuhi protokol kesehatan.
Warga Jakarta juga diupayakan untuk menaati peraturan terkait keikutsertaan vaksinasi di sentral vaksin terdekat yang telah disediakan.
Dengan langkah-langkah ini diharapkan mampu menangani kasus lonjakan Covid-19 di DKI Jakarta apalagi di bulan Ramadhan rentan berisiko penularan akibat tingginya mobilitas masyarakat.
Reporter: Fadelia Fauziah Rahma