news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Update Corona Terbaru dari Prof Wiku: Kasus Sembuh-Meninggal hingga Testing DKI

29 Juli 2020 6:35 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petugas medis menunjukkan imbauan untuk masyarakat terkait virus corona seusai melaksanakan SWAB Test di Cimanggis, Depok, Jawa Barat, Minggu (8/4). Foto: ANTARA FOTO/Asprilla Dwi Adha
zoom-in-whitePerbesar
Petugas medis menunjukkan imbauan untuk masyarakat terkait virus corona seusai melaksanakan SWAB Test di Cimanggis, Depok, Jawa Barat, Minggu (8/4). Foto: ANTARA FOTO/Asprilla Dwi Adha
ADVERTISEMENT
Satgas COVID-19 pada Selasa (28/8) kemarin memberikan update terbaru penanganan corona di Indonesia. Perkembangan kasus virus corona akan disampaikan Satgas setiap Selasa dan Kamis.
ADVERTISEMENT
Dalam pemaparan terbaru dari juru bicara pemerintah, Prof Wiku Adisasmito, ada beberapa poin penting yang disampaikan. Mulai dari peningkatan angka kematian corona, DKI Jakarta yang dijadikan acuan testing, hingga melesatnya kasus corona di Gorontalo.
Berikut kumparan rangkum perkembangan terbaru kasus virus corona di Indonesia, per Selasa (28/7):
Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Prof Wiku Bakti Bawono Adisasmito memberikan keterangan pers di Kantor Presiden, Jumat (24/7). Foto: Biro Pers Sekretariat Presiden
Satgas COVID-19 mencatat terjadi peningkatan jumlah kematian pasien positif corona dalam sepekan terakhir. Penambahan mingguan yang diumumkan Wiku kemarin bahkan menjadi rekor tertinggi sejak kasus pertama diumumkan pada 2 Maret.
"Di sini terlihat pada minggu terakhir jumlah yang meninggal totalnya 618. Dan ini meningkat drastis dari seminggu sebelumnya 494," kata Wiku di Graha BNPB, Jakarta Timur.
ADVERTISEMENT
Hingga 28 Juli, secara akumulasi terdapat 4.901 pasien corona yang meninggal dunia. Jawa Timur tercatat sebagai provinsi penyumbang pasien meninggal terbanyak dengan 1.589 jiwa.
"Terlihat jumlah kematian kumulatif terbanyak dikontribusikan Jawa Timur 1.589 kasus, DKI Jakarta 759 kasus, Jawa Tengah 564 kasus, Sulawesi Selatan 302 kasus, dan Kalimantan Selatan 271 orang," jelasnya.
Grafik kematian corona pekanan di Indonesia. Foto: Dok. Satgas Corona
DKI Jakarta menjadi salah satu provinsi yang kini menjadi perhatian khusus dan perlu waspada karena kenaikan kasus positif corona dalam sepekan terakhir meningkat pesat.
"Di minggu terakhir kasus meningkat cukup drastis. Seminggu sebelumnya 1.880 kasus menjadi 2.679. Ini peningkatan yang cukup pesat," ungkap Wiku.
ADVERTISEMENT
Begitu juga dengan sebaran wilayah penyebaran corona yang kini kembali meluas. Jika sebelumnya pada 19 Juli hanya ada Jakarta Pusat dan Jakarta Barat yang termasuk zona merah atau berisiko tinggi, kini meningkat menjadi lima wilayah.
Pulau Macan, destinasi wisata eksklusif yang berisi resor mewah di Kepulauan Seribu Foto: Shutterstock
Selain itu, Kepulauan Seribu yang sebelumnya masuk zona tidak terdampak, sekarang masuk zona kuning atau berisiko sedang.
"Minggu lalu 19 Juli ada 33 persen atau 2 wilayah yakni Jakarta Pusat dan Jakarta Barat dengan risiko tinggi atau merah. Dan Minggu 26 Juli ada 5 kota di Jakarta yang risiko tinggi. Ini harus dicermati bersama," ungkap Wiku.
"Bahkan Minggu 21 Juni, ada satu daerah yang zona tidak terdampak yaitu Kepulauan Seribu sekarang sudah menjadi risiko sedang," lanjutnya.
ADVERTISEMENT
Meski kasus corona di Jakarta melesat beberapa pekan terakhir, Wiku menilai gambaran kasus ini merupakan gambaran sebenarnya. Sebab, Jakarta juga sudah melakukan pengetesan (testing) corona melampaui standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
"DKI Jakarta telah melampaui standar WHO dalam testing, sehingga jumlah kasus yang tergambarkan cukup besar," tutur dia.
Seorang petugas kesehatan melakukan tes usap (swab test) kepada pedagang di Pasar Thomas, Jakarta Pusat, Rabu (17/6). Foto: Muhammad Adimaja/Antara
Dari data pekan lalu, tes PCR di DKI sudah mencapai 3.688 per 1 juta penduduk. Hampir 4 kali lipat dari standar WHO.
"DKI Jakarta telah melampaui standar WHO dalam testing, sehingga jumlah kasus yang tergambarkan cukup besar. Kami harap daerah lain harus ikuti tren DKI Jakarta yang tes begitu banyak dan menggambarkan kondisinya lebih baik," ucap Wiku.
ADVERTISEMENT
Tak hanya DKI Jakarta, Gorontalo juga menjadi provinsi yang menjadi perhatian khusus lantaran kenaikan kasus positif corona dalam dua pekan terakhir melesat. Tercatat, dalam rentang 16-26 Juli 2020, terdapat kenaikan 297 kasus.
"Yang terjadi di Gorontalo, terlihat kenaikan kasus pada minggu terakhir dari 72 menjadi 369. Ini kenaikannya lebih dari 400 persen. Khususnya pada minggu 16-26 Juli, perlu jadi perhatian bersama," jelas Wiku.
Petugas Badan Narkotika Nasional (BNN) memeriksa sampel urine di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Perempuan di Kabupaten Gorontalo, Gorontalo, Selasa (16/6). Foto: Adiwinata Solihin/ANTARA FOTO
Kabupaten/kota di Gorontalo yang masuk zona berisiko tinggi atau merah adalah Boalemo, Bone Bolango, dan Kota Gorontalo. Sementara tiga wilayah risiko sedang yakni Gorontalo, Gorontalo Utara, dan Pahuwato.
"Kalau dilihat perkembangannya dari sekitar 16,6 persen untuk risiko tinggi pada Minggu 19 Juli, naik menjadi 50 persen Minggu 26 Juli. Jadi kondisi yang perlu diperhatikan warga Gorontalo," kata dia.
ADVERTISEMENT
Jika sebelumnya dibahas tingkat kematian, kini Wiku mengungkapkan provinsi mana saja yang memiliki angka kesembuhan tertinggi di Indonesia.
Wiku menyebut angka kesembuhan pasien corona di Indonesia rata-rata berada di angka 57,36 persen. Setidaknya, terdapat 24 provinsi yang memiliki rata-rata tingkat kesembuhan di atas angka nasional.
Berikut adalah lima provinsi dengan angka kesembuhan pasien corona tertinggi:
1. Kalimantan Barat (97,26 persen)
2. Kepulauan Bangka Belitung (92,02 persen)
3. Sulawesi tengah (91,58 persen)
4. Kepulauan Riau (88,75 persen)
5. Sumatera Barat (84,7 persen)
Petugas mengambil sampel darah untuk dilakukan rapid test kepada karyawan dan pengunjung Pusat Perbelanjaan di Sragen, Jawa Tengah. Foto: ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha
Meski begitu, ia menyampaikan masih ada 10 provinsi dengan angka kesembuhan di bawah rata-rata nasional. Provinsi yang dimaksud antara lain:
ADVERTISEMENT
1. Maluku Utara (18,6 persen)
2. Sumatera Utara (27,08 persen)
3. Jawa Barat (41,86 persen)
4. Papua (45,66 persen)
5. Sulawesi Utara (45,96 persen)
ADVERTISEMENT
Masih ada saja publik yang menyebut pandemi virus corona adalah sebuah konspirasi. Padahal, jika merujuk pada fakta di lapangan, ancaman corona begitu nyata.
"Terkait isu COVID-19 adalah sebuah konspirasi, kita tegaskan bukan konspirasi. seperti yang kita lihat kasus semakin lama makin meningkat di seluruh dunia," tutur Wiku.
Sejumlah tim medis mengevakuasi seorang pasien menuju Ruang Isolasi Khusus Rumah Sakit Umum Pusat dr Kariadi saat simulasi penanganan wabah virus Corona. Foto: ANTARA FOTO/Aji Styawan
Wiku mencontohkan angka kematian akibat COVID-19 di Indonesia saja sudah mencapai 4.901 jiwa. Ini tak hanya menimpa warga sipil saja, tetapi juga tenaga kesehatan.
"Banyak korban berjatuhan, nakes yang gugur di dunia, sehingga ada ruang untuk kita lengah," ujar dia.
ADVERTISEMENT
Wiku juga 'menyentil' public figure yang memberikan gambaran tak benar tentang pandemi corona. Hal ini bisa menjadi berbahaya karena mereka memiliki fans dalam jumlah banyak.
"Public figure setiap tindakan dan ucapan yang dikeluarkan figur, terutama yang punya perhatian masyarakat agar betul-betul bisa menjaga. Dan sampaikan pesan ke masyarakat berdasarkan data yang benar dari sumber yang dipercaya," ujar dia.
Pihaknya pun akan sangat terbuka apabila para public figure itu ingin bertanya soal corona.
"Silakan bertanya kepada para pakar agar informasi bisa disampaikan ke masyarakat. Sehingga masyarakat bisa ikutinya dengan baik," tegas Wiku.
"Prinsipnya, apa yang kita sampaikan harapannya tak berikan bencana, tapi berikan kebermanfaatan bagi masyarakat yang mendengarnya," lanjutnya.
ADVERTISEMENT
Juru Bicara Satgas COVID-19 Wiku Adisasmito berpose usai memberikan keterangan di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa (21/7). Foto: Akbar Nugroho Gumay/ANTARA FOTO
Wiku juga meminta masyarakat agar lebih mengutamakan mengenakan masker kain dibandingkan masker bedah atau medis. Sebab, masker medis harus diolah dengan penanganan khusus untuk mencegah kuman dan virus menyebar.
Ia menilai penggunaan masker kain untuk masyarakat umum dinilai sudah cukup efektif menahan droplets maupun mencegah terpapar virus corona.
"Setelah dibuang, masker tersebut punya potensi untuk menyebarkan kuman dan virus dari pengguna. Dan untuk itu, harus ada fasilitas tempat sampah yang khusus menggunakan masker bedah atau medis," jelas Wiku.
"Maka dari itu, menganjurkan masyarakat bisa menggunakan masker kain saja," lanjutnya.
Petugas memasukan peti jenazah pasien virus corona di pemakaman Pondok Ranggon, Jakarta Timur. Foto: Willy Kurniawan/REUTERS
Terakhir, Wiku menegaskan masyarakat dan petugas untuk betul-betul memahami serta menjalankan standar pemakaman jenazah yang meninggal akibat virus corona.
ADVERTISEMENT
"Kami mohon agar para petugas kesehatan dan masyarakat yang bertugas pemakaman jenazah agar ikuti protokol kesehatan yang ditetapkan, dan betul-betul mematuhi itu sebelum melakukan tugasnya," ungkap Wiku.
Ia berharap ke depannya kejadian-kejadian seperti tata cara pemakaman jenazah pasien corona yang tak sesuai aturan, penolakan pemakaman, hingga pengambilan paksa jenazah tak perlu terjadi lagi.
"Harapannya adalah semua persoalan yang terkait video, atau stigma, atau sesuatu yang salah tidak sesuai dengan ditentukan yang dapat timbulkan bahaya untuk masyarakat agar tak terjadi," tutup Wiku.
=====
Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona