Usai AstraZeneca, Kini Vaksin Johnson & Johnson Disebut Berefek Pembekuan Darah

10 April 2021 7:30 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi vaksin corona Johnson & Johnson. Foto: Dado Ruvic/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi vaksin corona Johnson & Johnson. Foto: Dado Ruvic/REUTERS
ADVERTISEMENT
Laporan munculnya efek samping pembekuan darah tak hanya terjadi pada sejumlah orang yang divaksin AstraZeneca. Kini beberapa orang yang disuntik vaksin Johnson & Johnson (J&J), dilaporkan mengalami efek samping serupa.
ADVERTISEMENT
Diketahui Johnson & Johnson dan AstraZeneca sama-sama menggunakan teknologi vektor adenovirus dari simpanse dalam pengembangan vaksinnya. Bedanya, vaksin J&J hanya perlu sekali suntikan.
Regulator Obat Uni Eropa (EMA) mengatakan, sudah ada 4 kasus penggumpalan darah (tromboemboli) dengan trombosit rendah usai divaksin J&J.
Sehingga kini pihaknya tengah meninjau kasus tersebut apakah ada kaitannya dengan pemberian vaksin J&J.
"Satu kasus terjadi saat uji klinis dan tiga kasus selama vaksinasi di Amerika Serikat. Salah satunya fatal," isi pernyataan EMA seperti dikutip dari AFP pada Jumat (9/4) waktu setempat.
Sebelumnya pada awal pekan ini, Kepala Departemen Farmakovigilans dan Epidemiologi EMA, Peter Arlett, telah mengungkap adanya laporan kasus pembekuan darah tersebut. Namun saat itu Arlett menyebut kasus tak lebih dari 3.
Ilustrasi perusahaan Johnson & Johnson. Foto: Shutterstock
Arlett menyatakan jumlah laporan pembekuan darah sangat kecil dibandingkan total lebih dari 4,5 juta orang yang menerima vaksin J&J.
ADVERTISEMENT
"Namun hal ini di bawah pengawasan ketat ... Saya pikir adil untuk mengatakan ada pemantauan intensif atas masalah ini di seluruh vaksin," kata Arlett sembari menyebut ada 35 laporan kasus pembekuan darah yang terkait dengan vaksin Pfizer-BioNTech dan 5 kasus terkait vaksin Moderna.
Adapun EMA telah mengeluarkan izin penggunaan darurat vaksin J&J, tetapi penggunaannya di 27 negara Uni Eropa tidak akan dimulai hingga akhir bulan ini.
Sementara itu Johnson & Johnson mengaku telah mengetahui adanya laporan langka pembekuan darah pada individu yang sudah menerima vaksin mereka. Johnson & Johnson bekerja dengan regulator untuk menilai data dan memberikan informasi yang relevan.
"Saat ini, tidak ada hubungan sebab-akibat yang jelas antara kejadian langka ini dengan vaksin Janssen COVID-19," ucap Johnson & Johnson merujuk anak perusahaannya di Eropa, Janssen Pharmaceuticals.
Ilustrasi vaksin corona Johnson & Johnson. Foto: Lucy Nicholson/REUTERS
Sedangkan Otoritas Kesehatan AS (FDA) belum menemukan hubungan "sebab akibat" antara suntikan vaksin Johnson & Johnson dan pembekuan darah.
ADVERTISEMENT
"Saat ini, kami belum menemukan hubungan sebab akibat dengan vaksinasi dan kami melanjutkan penyelidikan dan penilaian kami terhadap kasus ini," isi pernyataan FDA.
FDA telah mengetahui "beberapa individu" di AS yang mengalami pembekuan dan rendahnya tingkat trombosit dalam darah setelah menerima vaksin J&J. Namun kedua kondisi tersebut dinilai memiliki penyebab berbeda.
Walau demikian, FDA akan tetap mempelajari munculnya kasus pembekuan darah itu.
"Kami akan terus memperbarui (informasi kepada) publik saat kami mempelajari lebih lanjut," kata FDA.