Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.0
ADVERTISEMENT
Polda Bali menanggapi serius aksi bom bunuh diri yang terjadi di Polrestabes Medan, Sumatera Utara. Kini seluruh driver transportasi online dilarang memasuki kawasan kantor polisi.
ADVERTISEMENT
“Barusan ada petunjuk dari Kapolri bahwa ojol atau taksi atau angkutan online dilarang masuk dan berhenti untuk naik atau menurunkan penumpang di sekitar markas,” kata Kabid Humas Polda Bali Kombes Hengky Widjaja kepada wartawan di Denpasar, Rabu (13/11).
Larangan itu berlaku bagi driver transportasi online baik yang ingin mengambil atau mengantarkan penumpang. Hengky meminta para pengguna jasa menjauh dari kantor polisi bila bertransaksi.
“Agak jauh ajalah (kalau melakukan transaksi),” kata dia.
Larangan ini muncul karena pelaku bom bunuh diri, Rabbial Muslim Nasution (24), memasuki Polrestabes Medan dengan mengenakan jaket driver ojol.
Meski ada pembatasan pada driver transportasi online, Hengky meminta kepada seluruh turis asing di Bali tidak khawatir pasca-serangan bom di Medan. Pengawasan telah dilakukan dengan ketat di sejumlah obyek vital.
ADVERTISEMENT
“Dengan adanya bom di Medan, Polda Bali dan jajaran semakin meningkatkan pengawasan obyek vital umum, kantor dan obyek wisata dan kantor kepolisian di Bali, khususnya pemeriksaan di penjagaan kantor dan pemeriksaan pintu masuk-keluar Bali,” tegas Hengky.
“Masyarakat diimbau untuk tetap tenang dan waspada serta laporkan apabila ada hal-hal yang mencurigakan kepada kepolisian terdekat atau melalui Aplikasi Salak Bali,” tutupnya.
Bom bunuh diri oleh Rabbial Muslim Nasution di Polrestabes Medan terjadi pada pukul 08.45 WIB, Rabu (13/11). Akibat peristiwa itu 6 orang mengalami luka-luka dan 4 kendaraan rusak. Pelaku bom bunuh diri bernama
Polisi masih menyelidiki jenis bom yang digunakan pelaku. Meski begitu polisi mengklaim situasi saat ini telah kondusif. Maka itu masyarakat diminta untuk tidak panik.
ADVERTISEMENT