Usai Penembakan di Texas, Joe Biden Minta Kongres Sahkan UU Senjata

25 Mei 2022 10:32 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden AS Joe Biden memberikan pidato peringatan kerusuhan pendukung Trump di US Capitol, Washington, DC. Foto: Greg Nash/Pool via REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Presiden AS Joe Biden memberikan pidato peringatan kerusuhan pendukung Trump di US Capitol, Washington, DC. Foto: Greg Nash/Pool via REUTERS
ADVERTISEMENT
Setelah insiden penembakan yang menewaskan sedikitnya 18 anak dan 1 orang dewasa di sebuah sekolah di Texas, Presiden Amerika Serikat Joe Biden pada Rabu (25/5/2022) meminta warganya menentang lobi senjata.
ADVERTISEMENT
Dia juga menekan anggota Kongres untuk segera mengesahkan undang-undang tentang senjata.
Sebelumnya pada Selasa (24/5/2022), pihak berwenang melaporkan, seorang remaja bersenjata berusia 18 tahun melakukan aksi teror ke sebuah sekolah dasar di Texas bagian selatan. Pelaku kemudian ditembak mati oleh petugas polisi di tempat kejadian.
Biden lantas menuntut adanya tindakan atas penembakan tersebut. Meski begitu, dia tidak merinci tindakan seperti apa yang dia maksud atau menyerukan pemungutan suara khusus di Kongres.
"Saya berharap ketika saya menjadi presiden saya tidak perlu melakukan ini, lagi," kata Biden yang tampak terguncang, mengutuk kematian siswa-siswi yang tidak bersalah dalam pembantaian itu.
Garis polisi dipasang di luar Sekolah Dasar Robb di Uvalde, Texas, usai penembakan, Selasa (24/5/2022). Foto: Allison Dinner / AFP
"Orang tua di Texas tidak akan pernah melihat anak mereka lagi, tidak pernah membiarkan mereka naik ke tempat tidur dan berpelukan dengan mereka," kata Biden yang semasa hidupnya juga dibayangi oleh tragedi keluarga.
ADVERTISEMENT
Biden pun meminta orang Amerika untuk melawan perasaan tidak berdayanya setelah menyaksikan kejadian penembakan massal yang kesekian kalinya.
"Sebagai sebuah bangsa, kita harus bertanya kapan atas nama Tuhan kita akan berdiri di lobi senjata, kapan atas nama Tuhan kita melakukan apa yang kita semua tahu dalam perut kita perlu dilakukan," tegas Biden.
Presiden AS Joe Biden berpidato pada sesi gabungan Kongres di majelis DPR AS di Washington, AS, Rabu (28/4). Foto: Melina Mara/Pool via REUTERS
"Saya merasa sakit dan lelah. Kita harus bertindak. Dan jangan bilang kita tidak bisa berdampak pada pembantaian ini,” sambung dia.
Penembakan massal di Amerika sering diikuti oleh protes publik dan seruan untuk meminta politikus Demokrat mengambil tindakan. Namun, kebijakan keamanan senjata federal seperti pemeriksaan latar belakang yang umum di negara lain tidak sanggup untuk menghadapi oposisi Republik yang kuat.
ADVERTISEMENT
Badan investigasi FBI melaporkan, pada 2021 Amerika Serikat telah mengalami 61 insiden penembak aktif. Angka ini naik tajam dari tahun sebelumnya dan sekaligus menjadi angka tertinggi dalam kurun 20 tahun terakhir.
Insiden penembakan sekolah dinilai telah semakin menyudutkan Biden. Selama menjabat, dia sudah menghadapi masalah peringkat persetujuan terendah dari kepresidenannya, krisis lain di atas tingkat inflasi yang tinggi selama 40 tahun, hingga perang di Ukraina.
Tak hanya itu, sepuluh hari yang lalu, sebuah penembakan massal di toko kelontong Buffalo, New York juga telah meningkatkan tekanan pada pemerintahan Biden. Biden diminta segera memenuhi sumpahnya untuk menindak kekerasan senjata. Penembakan di sekolah dinilai akan semakin meningkatkan tuntutan tersebut.
Petugas polisi mengamankan tempat kejadian setelah penembakan di supermarket TOPS di Buffalo, New York, AS, Sabtu (14/5/2022). Foto: Jeffrey T. Barnes/REUTERS
Ketika dia mencalonkan diri ke Gedung Putih, Biden berjanji untuk mendorong langkah-langkah keamanan senjata dan mengurangi puluhan ribu kematian senjata tahunan di negara itu. Biden dan rekan-rekan Demokratnya gagal mendapatkan suara di Senat yang dibutuhkan untuk meloloskan RUU mereka.
ADVERTISEMENT
Saat menjabat sebagai senator dari Delaware pada 1994, Biden meloloskan undang-undang larangan senjata serbu selama 10 tahun dengan perolehan suara 52-48 di Senat AS. Namun, peraturan itu tidak diperbarui pada 2004.
"Ketika kami melewati larangan senjata serbu, penembakan massal turun. Ketika undang-undang itu kedaluwarsa, penembakan massal meningkat tiga kali lipat. Gagasan bahwa seorang anak berusia 18 tahun dapat masuk ke toko senjata dan membeli dua senjata serbu, adalah salah," kata Biden.
Petugas polisi berjaga di dekat lokasi penembakan di stasiun kereta bawah tanah di wilayah Brooklyn, New York City, New York, AS. Foto: Brendan McDermid/REUTERS
Menurut Small Arms Survey, Amerika Serikat merupakan negara dengan masyarakat bersenjata paling berat di dunia. Kota, pedesaan, dan negara-negara bagian yang sering dipimpin Partai Republik di mana kepemilikan senjata tersebar luas, memiliki pengaruh yang tidak proporsional di Senat AS. Super Mayoritas dari 60 suara diperlukan untuk mengajukan undang-undang baru.
ADVERTISEMENT
Juru bicara Gedung Putih Karine Jean-Pierre mengatakan di Twitter, Biden diberi pengarahan tentang penembakan ketika berada di atas Air Force One, saat ia kembali dari perjalanan ke Asia. Biden menelepon Gubernur Texas Greg Abbott untuk menawarkan bantuan yang dibutuhkan.
Dalam proklamasi yang dikeluarkan sebelum dia mendarat, Biden memerintahkan agar bendera di Gedung Putih dan di gedung federal dan publik AS dikibarkan setengah tiang sampai matahari terbenam pada 28 Mei.
Penulis: Sekar Ayu.