Usai Puasa Sebulan, Fadli Akan Mulai Bicara: Ketimbang Jadi Penjilat

4 November 2019 18:03 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) 2019-2024, Fadli Zon. Foto: Rafyq Panjaitan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) 2019-2024, Fadli Zon. Foto: Rafyq Panjaitan/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Belakangan Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon jarang muncul ke publik apalagi mengeluarkan pernyataan kontroversial. Banyak yang mengaitkan diamnya Fadli terkait bergabungnya Gerindra ke koalisi pemerintahan Jokowi-Ma'ruf Amin.
ADVERTISEMENT
Seusai dilantik menjadi Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP), Fadli mengakui memang sedang puasa bicara.
"Saya puasa dari 1 Oktober sampai 1 November. Ya kan baru selesai tugas. Jadi, biasalah, puasa dulu sebulan. Cooling down dan juga istirahat dulu, silaturahmi. Selama ini kan kayaknya hampir enggak ada waktu," kata Fadli di Gedung DPR, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (4/11).
"Ya sekarang sudah (buka puasa), saya akan mulai bicara," sambung Wakil Ketua DPR periode 2014-2019 ini.
Anggota Komisi I DPR itu menegaskan ke depan, dia akan memulai kembali kebiasaannya yaitu mengomentari isu-isu nasional. Meski Gerindra sudah masuk koalisi pemerintahan dan Prabowo Subianto sudah jadi Menteri Pertahanan, Fadli menyatakan akan tetap bersikap kritis dan berpihak pada masyarakat.
ADVERTISEMENT
"Saya akan mulai bicara, saya tentu sebagai anggota DPR akan terus berpihak kepada rakyat dan isu-isu yang penting yang merupakan aspirasi masyarakat itu tentu akan saya suarakan," jelas Fadli.
Fadli Zon saat menghadiri peluncuran buku di pressroom DPR, Jakarta, Jumat (27/9/2019). Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
Fadli menjamin akan tetap rasional dan tak menghentikan kritik kerasnya kepada pemerintah meski Gerindra sudah tak lagi jadi oposisi. Sebab, menurut Fadli, mengkritik sebenarnya adalah pertanda sayang (kepada pemerintah).
"Kalau ada orang mau masuk ke jurang, kita enggak kasih tahu ada jurang, itu sebenarnya orang itu tidak sayang sama bangsa dan negaranya. Jadi, mengkritik itu tanda kita punya kepedulian terhadap bangsa dan negara. Ketimbang diam apalagi sekadar menjadi penjilat," tandas Fadli.