Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya
Usai Terperangkap di “Neraka” Selama Sebulan, Warga Lansia Irpin Dievakuasi
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Ini adalah beberapa penghuni terakhir Kota Irpin. Mereka adalah warga yang terlalu tua, terlalu lemah, atau sakit terlalu parah untuk pergi lebih awal.
Selama satu bulan mereka bertahan hidup di kota yang seperti telah menjadi neraka. Sejak dimulainya perang, Irpin telah mengalami pertempuran sengit dan terus menerus dihujani bom Rusia. Dari awal Maret tidak ada gas, air atau listrik di Irpin. Stok obat-obatan yang tersisa kian menipis.
Di perbatasan Kiev, relawan membagikan teh dan roti sandwich kepada pengungsi yang baru datang. Pengungsi yang cukup sehat untuk bepergian mencari tumpangan untuk mendatangi kerabat di ibu kota atau di tempat yang lebih jauh. Beberapa dari mereka tergeletak di atas tandu yang berjajar di dalam tenda medis darurat sebelum dipindahkan ke rumah sakit atau panti jompo.
ADVERTISEMENT
Sayangnya, tak semua dari mereka selamat. Pada Jumat (25/3), seorang perempuan datang dengan luka terbuka di kaki yang tampaknya disebabkan oleh serangan mortir. Dia tewas keesokan harinya di rumah sakit.
Pada hari Sabtu (26/3) seorang perempuan yang tampaknya berusia 90-an terduduk sendirian di kursinya. Di bawah balutan selimut hijau ia menggigil, matanya kosong memandang sesuatu di kejauhan. Ia bingung, shock, tak mampu berbicara.
Seorang pengungsi berusia 72 tahun Tamara Osypchuk menangis haru saat dia berhasil menghubungi putrinya yang tinggal di Inggris. Ini adalah pertama kalinya dalam seminggu ia dapat memberi tahu putrinya bahwa dia dalam kondisi aman.
“Saya tinggal di lantai sembilan dan tak mampu berjalan. Hari ini adalah pertama kalinya saya berada di luar dalam tiga tahun,” paparnya kepada The Guardian.
ADVERTISEMENT
Sementara sebagian besar penduduk Irpin yang tersisa tidur di ruang bawah tanah, Osypchuk menghabiskan sebulan terakhir di apartemennya, bertanya-tanya apakah setiap bom yang meledak akan mengakhiri hidupnya.
Di awal perang, Pasukan Ukraina meledakkan jembatan yang menghubungkan Irpin ke Kiev untuk menghentikan laju Rusia ke ibu kota. Usainya, penduduk hanya bisa pergi dengan berjalan kaki melintasi reruntuhan, yang dipenuhi dengan kendaraan yang ditinggalkan dan hancur.
Penulis: Airin Sukono.