Ustaz Jazir: Masjid Sebagai Tempat Perlawanan Corona, Bukan Penyebaran

24 April 2020 12:49 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana Salat Tarawih di Masjid Jogokariyan Yogyakarta di tengah wabah corona. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Suasana Salat Tarawih di Masjid Jogokariyan Yogyakarta di tengah wabah corona. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Wabah corona telah mengganggu banyak hal dalam aspek kehidupan manusia. Tak terkecuali dalam beribadah. Salah satu pencegahan penyebaran penyakit ini adalah social distancing membuat sejumlah agenda keagamaan harus urung ditiadakan. Kalau pun digelar harus dengan protokol yang ketat.
ADVERTISEMENT
Dewan Syuro Masjid Jogokariyan Yogyakarta, Ustaz Muhammad Jazir mempunyai pendapat bahwa dalam masa seperti ini masjid harus bisa menjadi tempat perlawanan corona bukan sebagai tempat penyebaran.
"Masjid kita upayakan menjadi tempat perlawanan pandemi COVID-19. Bukan sebagai media penularan," kata Jazir dihubungi kumparan, Kamis (23/4) petang.
Jazir mencontohkan bagaimana Masjid Jogokariyan menghadapi pandemi seperti ini. Sejak 2004 lalu, masjid ini telah memiliki dana cadangan dalam bentuk dana bencana.
"Kita punya cadangan dana bencana kita punya relawan masjid dan kita sudah sisihkan pos dana kebencanaan sejak 2004. Sejak tsunami Aceh," kata Jazir.
Sehingga ketika terjadi bencana seperti ini masjid bisa bergerak. Salah satu yang dilakukan takmir masjid adalah menambah bantuan sembako dari yang sebelumnya untuk 400 warga miskin kini ditambah dengan warga yang terdampak wabah corona menjadi 1.000 warga. Bantuan tersebut tentu meringankan warga yang tidak bisa bekerja karena corona.
ADVERTISEMENT
Selama wabah corona ini, jemaah di Masjid Jogokariyan juga dibagikan suplemen makanan hingga hand sanitizer gratis.
"Kita dalam satu bulan tiga kali membagi sembako. Biasanya 400 warga miskin ini sampai 1000," ujar Jazir.
Suasana Masjid Jogokariyan. Foto: Arfiansyah Panji/kumparan
Kemudian, Masjid Jogokariyan juga mengajak jemaah yang dirumahkan dari tempat kerjanya untuk bekerja di Masjid. Mereka bekerja membuat masker hingga hazmat yang akan diberikan kepada petugas medis dan lain sebagainya
"Kita beri pekerjaan yang selama ini dirumahkan tanpa pekerjaan ya masjid memberikan pekerjaan mereka untuk kegiatan di rumah ada 26 orang membuat masker. Nahannya dari masjid kita beri upah per masker Rp 1.500 Jadi ya paling yang baru belajar bisa dapat Rp 75 ribu per hari. Kalau yang pinter bisa Rp 150 ribu per hari," kata Jazir.
ADVERTISEMENT
"Kemudian ada yang membuat baju hazmat juga bumbu-bumbu (masakan) yang dipasarkan Masjid," kata dia.
Jika dana bencana itu dirasa kurang, maka masih ada baitulmal yang siap digunakan.
"Kalau sudah habis kita gunakan baitulmal. Seharusnya masjid tanggap bencana. Kalau ada bencana masjid siap mengantisipasi," ujarnya.
******* (Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona)
*** Yuk! bantu donasi atasi dampak corona.