Utusan ASEAN Belum Jalankan Tugas soal Myanmar, Perlu Akses Bertemu Semua Pihak

25 September 2021 11:43 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pengunjuk rasa anti-kudeta berdiri di belakang barisan perisai darurat saat berdemonstrasi di Yangon, Myanmar, Selasa (9/3). Foto: AP Photo
zoom-in-whitePerbesar
Pengunjuk rasa anti-kudeta berdiri di belakang barisan perisai darurat saat berdemonstrasi di Yangon, Myanmar, Selasa (9/3). Foto: AP Photo
ADVERTISEMENT
Krisis Myanmar akibat penggulingan kekuasaan oleh junta militer menjadi isu yang terus dibahas dalam Sidang Umum PBB ke-76 di New York. Sayangnya, penanganan krisis ini belum memperlihatkan progres yang signifikan.
ADVERTISEMENT
Hal ini disampaikan Menlu RI Retno Marsudi. Menurutnya, Utusan Khusus ASEAN saat ini masih belum bisa menjalankan tugas karena terkendala akses untuk bertemu semua pihak dalam menengahi permasalahan di Myanmar.
"Dalam setiap pertemuan, para mitra saya selalu bertanya mengenai bagaimana perkembangan terakhir di Myanmar. Tentunya saya kemudian menjelaskan mengenai situasi saat ini yang saya sampaikan belum menunjukkan kemajuan yang siginifikan," ujar Retno dikutip dari keterangan resminya, Sabtu (25/9).
"Dari aspek politik saya sampaikan Utusan Khusus ASEAN belum dapat menjalankan tugasnya karena beliau memerlukan akses untuk bertemu dengan semua pihak," imbuhnya. Utusan Khusus ASEAN untuk Myanmar adalah Menlu kedua Brunei Darussalam, Erywan Yusof.
Menlu RI Retno Marsudi saat memimpin pertemuan COVAX-AMC Engagement Group yang diselenggarakan secara virtual pada Rabu (27/1). Foto: Kemlu RI
Meski demikian, Retno memastikan ASEAN menaruh perhatian dalam memberi bantuan kemanusiaan kepada Myanmar.
ADVERTISEMENT
"Di sisi kemanusiaan, bantuan kemanusiaan ASEAN sudah mulai dijalankan sejak pertengahan September 2021 melalui AHA Centre," ungkapnya.
Retno menyampaikan bantuan kemanusiaan untuk Myanmar juga datang dari Indonesia. Menurutnya, peran Indonesia dalam mengatasi krisis di Myanmar terus mendapat dukungan dari banyak negara.
"Saya sampaikan bantuan Indonesia kepada rakyat Myanmar insyaallah akan dikirim sebelum akhir September 2021. Dan para mitra Indonesia mengapresiasi peran sentral yang dimainkan Indonesia dalam isu Myanmar," pungkasnya.
Kyaw Moe Tun, Dubes Myanmar untuk PBB. Foto: United Nations TV/Handout via Reuters
Dalam Sidang Umum PBB tahun ini, tidak ada perwakilan Myanmar yang akan berpidato.
Duta Besar Myanmar untuk PBB saat ini, Kyaw Moe Tun -yang ditunjuk oleh pemerintah terpilih Aung San Suu Kyi- pada awalnya diharapkan untuk berpidato pada Senin (27/9) mendatang, hari terakhir Sidang Umum PBB, namun batal.
ADVERTISEMENT
"Saya menarik diri dari daftar pembicara, dan tidak akan berbicara pada debat umum ini," kata Kyaw Moe Tun dikutip dari Reuters, Sabtu (25/9).
China, Rusia dan AS telah mencapai kesepahaman, bahwa mereka tidak keberatan dengan Kyaw Moe Tun yang tetap berada di kursi PBB untuk Myanmar saat ini, selama dia tidak berbicara selama pertemuan tingkat tinggi itu.